Cara Sumenep dan Sampang di Madura Pertahankan Zona Hijau Corona

VIVA – Kabupaten Sampang dan Sumenep di Madura hingga per Sabtu, 11 April 2020, berstatus zona hijau dalam peta persebaran corona Covid-19 di Jawa Timur. Artinya, hingga hari ke-26 sejak pertama kali kasus ditemukan di Jatim, hanya terdapat orang dalam pemantauan (ODP) di dua daerah tersebut. 

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Namun, kasus positif Corona dan pasien dalam pengawasan (PDP) di dua daerah itu nihil.

Berdasarkan peta persebaran Covid-19 yang dikeluarkan Dinas Kominfo Sumenep, sampai saat ini sebanyak 35 ODP di kabupaten paling ujung timur Pulau Madura itu. Rinciannya, 7 orang di kecamatan kota, 4 orang masing-masing di Rubaru dan Kangayan, dan 3 orang masing-masing di Dasuk dan Batang-Batang.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Lalu 2 orang masing-masing di Talango, Nonggunong, Arjasa, dan Sapeken; dan 1 orang masing-masing di Pasongsongan, Lenteng, Bluto, Batuan, Dungkek, dan Raas. 

Ada juga sebelumnya 88 ODP yang sudah lepas dari pantauan karena tidak ditemukan gejala klinis setelah menjalani observasi selama 14 hari. Pun, orang tanpa gejala (OTG) di Sumenep sebanyak 20.845 orang.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun penasaran apa cara yang dilakukan pemimpin di dua daerah tersebut sehingga sampai sekarang mampu mempertahankan status zona hijaunya. Melalui video conference, mantan Menteri Sosial itu lantas mengkonfirmasi secara langsung kepada Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Bupati Sumenep Abuya Busyra Karim soal itu.

“Pak Bupati Sampang dan Bupati Sumenep, silakan menceritakan rahasianya bagaimana menjaga  Sampang maupun Sumenep hingga saat ini menjadi dua daerah se Jawa Timur yang masih berstatus zona hijau,” kata Khofifah dalam video conference di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 11 April 2020.

Bupati Sampang Slamet Junaidi menjelaskan, warga di daerahnya yang berstatus ODP) sebanyak 281 orang. Sedangkan, yang berstatus sebagai Orang Dalam Risiko (ODR) sebanyak 10.000 orang. Para ODP maupun ODR ini kini dalam pengawasan ketat oleh Pemkab Sampang.

“Kami aktif turun ke lapangan untuk memantau warga kami,” ujarnya.

Slamet menuturkan, kebanyakan dari ODP dan ODR ialah mereka yang bekerja di luar provinsi dan luar negeri, seperti Malaysia, Spanyol, dan Amerika, yang sudah pulang kampung. 

Mereka para pekerja migran itu jadi prioritas pengawasan. Agar pengawasan optimal, koordinasi secara terus-menerus dilakukan dari tingkat kabupaten hingga desa.

“Insyallah besok Senin kita panggil seluruhnya, kepala puskesmas, postu dan polindes, kami akan melakukan pendataan. Sekarang ini sudah ada sebanyak sepuluh ribu lebih warga kami yang sampai di desa-desa kita lakukan isolasi,” jelas Slamet.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya menggalakkan budaya memakai masker hingga ke desa-desa. Pemerintah desa melakukan pengadaan masker dengan dana desa lalu dibagi-bagikan kepada warga secara gratis. 

“Harapan kami, perputaran hasil pemberlian masker itu juga jadi perputaran perekonomian di masa Corona ini. Saya tidak mau orang Sampang belanja di luar Sampang,” ujar Slamet.

Hal serupa dilakukan di Sumenep. Bupati Abuya Busyra Karim menuturkan, pengawasan dilakukan secara ketat kepada pendatang maupun warga yang mudik. Desa-desa siaga Covid-19 dibikin serentak. Pencegahan dan penanganan berjalan optimal karena dikoordinasikan secara apik dengan tokoh masyarakat. 

“Ada kesadaran masyarakat karena juga (diberi pemahaman)dari tokoh masyarakat," ujarnya.

Di Jawa Timur sendiri hingga Sabtu malam ini terdapat 267 kasus. Dari jumlah itu, 178 pasien masih dalam perawatan, 65 pasien sudah terkonversi negatif atau sembuh, dan 26 pasien meninggal dunia. Ke-267 kasus itu tersebar di 32 kabupaten/kota. 

Sementara, total jumlah PDP sebanyak 1.394 orang. Dari jumlah itu, 931 PDP yang masih dalam pengawasan. Adapun jumlah orang dalam pemantauan atau ODP sebanyak 13.658 orang. Dari jumlah itu, 8.042 orang masih dipantau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya