Medan Diguyur Hujan, Gerhana Matahari Tak Terlihat

Pengamatan gerhana matahari di Gedunng Pascasarjana UMSU, Sumut.
Sumber :
  • VIVAnews/ Putra Nasution (Medan)

VIVA – Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) melalui Tim Observatorium Ilmu Falak membuka kunjungan publik, untuk melakukan pengamatan gerhana matahari, Minggu, 21 Juni 2020. 

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya

Namun, dengan jumlah terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat karena  masih dalam suasana pandemi Covid-19. Pengamatan gerhana matahari ini berlangsung di lantai 7 gedung kampus pascasarjana UMSU di Jalan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara. 

Kepala OIF UMSU,  Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar menjelaskan, pengamatan dibuka secara publik dan terbatas, untuk menjawab antusias dan rasa ingin tahu masyarakat yang ingin menyaksikan langsung fenomena alam gerhana matahari di Sumut. "Hasil pengamatan dari  teleskop canggih OIF UMSU, kita  juga menyiapkan fasilitas live streaming," ujar Arwin kepada wartawan.

Petugas Keamanan KAI Bandara Medan Temukan Uang Puluhan Juta Milik Penumpang

Dia menjelaskan, gerhana matahari di Sumatera Utara dimulai sekitar pukul 13.37 WIB, dan puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 14.48 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB.  Untuk itu, OIF UMSU telah menyiapkan lima teleskop khusus untuk kegiatan pengamatan gerhana. "Gerhana matahari kali ini masuk dalam kategori sebagian dengan persentase 9 persen, dimana puncak gerhana terjadi sekitar pukul 15.00 WIB," ujar Arwin.

Aktivitas pengamatan gerhana matahari yang bisa diamati di wilayah Sumut merupakan fenomena alam menarik yang bisa terjadi 2 sampai 3 kali setahun. Pihak OIF menjadikan momen fenomena alam ini, sebagai bahan penelitian evaluasi rasio gerhana dengan kamera  DSLR.

Dugaan Korupsi Rp 8 Miliar, Kejari Medan Tahan Eks Dirut RSUP Adam Malik

Selanjutnya, penelitian kemampuan daya tangkap kamera dalam pengamatan gerhana dengan kamera DSLR. Penelitian permukaan matahari dan fenomenanya saat gerhana dalam panjang gelombang hydrogen alpha-lunt solar systen.

"Gerhana matahari kali ini juga akan dijadikan objek penelitian perbandingan diameter matahari (pada gelombang white light) saat gerhana-kamera CCD," katanya.

Berbeda dengan pengamatan matahari sebelumnya di OIF UMSU yang biasanya melibatkan masyarakat secara langsung,  dalam situasi pandemi Covid-19 keterlibatan langsung masyarakat dibatasi. Penerapan protokol kesehatan yang harus dipatuhi tidak memungkinkan bagi OIF UMSU  menyiapkan fasilitas teleskop untuk masyarakat banyak.

Lebih lanjut, dalam pengamatan yang dilakukan TIM OIF UMSU menyiapkan lima teleskop yang telah dipasang filter cahaya matahari sehingga bisa menikmati proses pergeseran piringan bulan menutupi sebagian piringan matahari. Namun  pengamatan gerhana  terkendala karena  faktor cuaca mendung dan disertai hujan gerimis.

"Mengingat cuaca hujan gerimis, maka pengamatan gerhana matahari tidak bisa dilaksanakan secara baik. Alhasil teleskop yang kita siapkan terpaksa kita tarik lagi," kata Arwin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya