Diduga Pemicu Ledakan di Beirut Lebanon, Apa Itu Amonium Nitrat?

Ledakan Besar terjadi di Beirut, Lebanon.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan dalam gudang pelabuhan diduga menjadi sumber ledakan dahsyat yang terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut,  Selasa, 4 Agustus 2020.

Hizbullah Tembakkan 15 Roket ke Wilayah Israel

Pemerintah Lebanon saat ini sedang menyelidiki penyebab ledakan tersebut. Dalam peristiwa ini, sedikitnya 78 orang dikabarkan meninggal dunia dan ribuan orang lainnya mengalami luka. Satu Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan mengalami luka dan saat ini dalam kondisi stabil.

Dikutip dari BBC, para pejabat menyalahkan bahan-bahan peledak tinggi yang disimpan di gudang selama enam tahun.

Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

Presiden Lebanon Michel Aoun men-tweet bahwa "tidak dapat diterima" bahwa 2.750 ton amonium nitrat disimpan secara tidak aman.”

Lantas, apakah amonium nitrat? Berdasarkan sentra informasi keracunan nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), amonium nitrat termasuk golongan garam anorganik.

Hizbullah Tembak Jatuh Drone Israel Hermes 450 di Lebanon Selatan

Amonium nitrat merupakan padatan granul atau hablur berwarna putih atau tidak berwarna transparan, higroskopik, mudah mencair. Berat jenis 1,725. Suhu lebur 155oC, terurai pada suhu 210oC, rumus molekul NH4NO3, Berat molekul 80.0396, kelarutan 118 persen pada 0 derajat celcius, titik lebur 170 derajat celcius, sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam metanol.

Amonium nitrat biasa digunakan sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat pengoksidasi, dan zat pengkatalisis. Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier. industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk.

Amonium nitrat memiliki risiko bahaya bila digunakan dengan cara yang salah. Apabila terhirup, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan dan napas yang pendek. Menyebabkan juga methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, bahkan hingga kematian. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.

Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah coklat-coklat. Inhalasi dapat menyebabkan asidosis sistemik dan methemoglobinemia.

Baca juga: Ledakan Besar di Beirut, PM Lebanon Tetapkan Hari Berkabung Nasional

Apabila kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal dan terasa perih. Jika kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi, mata memerah, dan perih.

Amonium nitra juga berbahaya jika tertelan. Dengan dosis nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang dan kolaps. Menelan jumlah besar dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah berwarna coklat-coklat.

Adapun paparan jangka panjang dapat menyebabkan lemah, depresi, sakit kepala, dan kerusakan mental. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna coklat-coklat, sakit kepala, lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat kekurangan oksigenasi darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian mungkin. Dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan.

Jika memiliki amonium nitrat, maka ada beberapa hal yang diperhatikan dalam menyimpannya, yakni bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan ditempat yang dingin, kering, ventilasi yang baik, Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya, Hindari wadah yang rusak untuk mencegah kerusakan fisik.

Kemudian harus terpisah dari bahan yang mudah menyala, bahan orrganik dan bahan yang mudah teroksidasi, hindarkan tempat penyimpanan yang berlantai kayu, jangan disimpan di atas temperatur 54 derajat Celcius ( 130 derajat Farenheit ) dan sebaiknya di bawah temperatur kurang dari 30 derjat Celcius ( 86 derajat Farenheit ).

Wadah bahan ini mungkin berbahaya ketika kosong karena mereka mempertahankan residu produk (debu, padat); amati semua peringatan dan tindakan pencegahan yang terdaftar untuk produk. Jangan menekan, potong, las, mengeraskan, solder, bor, menggiling, atau mengekspos wadah kosong untuk panas, percikan atau nyala api terbuka.

Banyak negara menghapusnya dalam aplikasi konsumen karena kekhawatiran akan potensi penyalahgunaannya.

Sementara di Indonesia sendiri, amonium nitrat merupakan bahan kimia yang pemasukannya diatur dengan ketentuan larangan atau pembatasan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 230/MPP/KEP/7/1997.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya