DPR Back Up BUMN Farmasi Ciptakan Vaksin COVID-19

Politisi PDIP, Aria Bima.
Sumber :
  • ANTARA/ Andika Wahyu

VIVA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memastikan, akan bersama-sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmas,  dalam mempercepat produksi vaksin COVID-19 yang saat ini sedang uji coba tahap terakhir atau tahap ketiga oleh Bio Farma.

Ini Syarat Jika Indonesia Ingin Capai Kedaulatan Kesehatan Dalam 10 Tahun ke Depan

Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima merespons positif langkah Bio Farma menggenjot produksi vaksin. Menurut dia, hal itu dapat memberikan optimisme bagi masyarakat dalam mengakhiri pandemi, sebab masyarakat ingin virus ini segera dapat teratasi dengan secepat mungkin.

"Kalau produksi yo optimis, harus optimis, produksi itu ya tugas BUMN, rakyat butuh segera virus ini mati. Komisi VI akan mengawal terus bekerja sama dengan Menteri BUMN dan terutama adalah BUMN Farmasi seperti Bio Farma sebagai holding." Kata Aria, Selasa, 11 Agustus 2020.

Distribusi 400 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Bio Farma Perkokoh Ekspansi di Pasar Asing

Baca juga: Bantah Sudah Menyerah, Istana: Pasien yang Sembuh juga Meningkat

Aria mendorong Bio Farma secepat mungkin untuk mempoduksi vaksin yang sekarang masih tahap proses uji klinis. Sebab penyelesaian pandemi sangat tergantung pada adanya vaksin.

Dirut Bio Farma Bicara Nasib Vaksin IndoVac Buatan RI setelah Pandemi COVID-19 Mereda

Polikus PDI Perjuangan ini menjelaskan, di dalam roadmap peran BUMN menangani pandemi, ada tiga skenario yang sudah dipetakan dan sudah ditetapkan oleh rapat kerja antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI.

"Pertama mengenai virusnya, kedua mengenai penyebaranya, yang ketiga penanganan dampak sosial ekonominya. Nah memang itu sudah sesuai dengan arah apa yang ditetapkan oleh rapat kerja dengan Komisi VI," ujarnya.

Aria juga menjelaskan, setidaknya ada dua peran dan tugas BUMN khususnya BUMN sektor farmasi, dalam hal ini Bio Farma selaku induk dalam menanggulangi pandemi COVID-19 ini. Pertama adalah bagaimana hal yang terkait dengan masalah penyembuhan dan penyebaran, kedua adalah masalah vaksin.

Bio Farma sebagai holding BUMN di bidang farmasi diharapkan fokus mengadakan suatu pengkajian, untuk segera berkolaborasi dengan berbagai perusahaan farmasi dunia maupun WHO untuk secepat mungkin proaktif untuk mendapatkan vaksin.

"Sekaligus bagaimana Bio Farma bisa melipat gandakan dan memperbanyak vaksin tersebut guna memastikan virusnya atau nanti vaksin dan setelah itu akan ditemukan obat-obatnya. Obatnya itu nanti boleh (diproduksi) BUMN Farmasi lainya, tapi obatkan harus ketemu kalau vaksinya ketemu dulu," kata Aria.

Tugas yang kedua ialah masalah penekanan penyebaran virus dengan mematuhi protokol COVID-19, seperti pengadaan masker, selalu menjaga jarak, serta kegiatan peningkatan penguatan imun Vitamin C bagi kekebalan tubuh.

"Memang sudah tugas sebagai Bio Farma dan itu menjadi keputusan antara Kementerian BUMN sebagai mitra kerja komisi VI," ujarnya

Diberitakan sebelumnya,  pada situasi sulit ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN Bio Farma akan segera memproduksi vaksin untuk melawan pandemi. Hal itu dikatakan Erick saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi milik Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa 4 agustus 2020 lalu.

Bio Farma sebagai produsen menargetkan produksi vaksin COVID-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun mulai akhir 2020. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya