Polri Sebut Irjen Napoleon Terima Rp7 M untuk Urus Red Notice

Irjen Napoleon Bonaparte Jalani Sidang Praperadilan
Sumber :
  • VIVA/Vicky Fazri

VIVA – Kepolisian Republik Indonesia mematahkan pernyataan mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte yang mengaku tidak menerima uang dari Djoko Soegiarto Tjandra untuk mengurus red notice.

Kasus TPPO Mahasiswa di Jerman, Polri Ajukan Red Notice ke Interpol

Salah satu kuasa hukum Polri Komisaris Besar Widodo menyebutkan, Irjen Napoleon telah menyetujui kesepakatan senilai Rp7 miliar untuk menghapus red notice atas nama Djoko Tjandra, terpidana kasus cessie Bank Bali pada April 2020.

Kesepakatan itu dibuat Napoleon bersama pengusaha Tommy Sumardi yang juga ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dalam pengurusan red notice ini. Awalnya, nilai uangnya sebesar Rp3 miliar.

Polri Bakal Keluarkan Red Notice 2 Tersangka TPPO Ribuan Mahasiswa ke Jerman

“Fakta perbuatan pemohon adalah setelah adanya pertemuan kesepakatan tentang nilai yang awalnya Rp3 miliar dan akhirnya nilai tersebut disepakati sebesar Rp7 miliar,” katanya, Selasa, 29 September 2020.

Baca: Penampilan Jenderal Napoleon Bonaparte di Pengadilan

WN Jepang Buronan Interpol Kasus Penipuan Ditangkap di Batam

Periode April sampai awal Mei 2020, Tommy Sumardi menyerahkan uang secara bertahap dalam bentuk Dollar Amerika dan Dollar Singapura. Tentu, penyidik juga sudah menyesuaikan bukti-bukti berupa saksi dan surat lainnya.

"Bukti CCTV jelas-jelas melihat uang tersebut diserahkan kepada pemohon. Penyerahan uang berimplikasi pada pengambilan keputusan yang lebih menguntungkan pemberi suap," lanjutnya.

Irjen Napoleon Bonaparte mengajukan permohonan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan termohon Polri pada Rabu, 2 September 2020 dengan nomor perkara: 115/Pid.Pra/2020/PN JKT.SEL.

Intinya, Napoleon menganggap surat perintah penyidikan Nomor: Sprin.sidik/50a/ VII/2020/Tipidkor ter tanggal 5 Agustus 2020 adalah mengandung cacat hukum karena dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum.

Polisi konpers penipuan kedok manipulasi data email rugikan perusahaan Singapura Rp32 miliar

Rugikan Perusahaan Singapura Rp32 Miliar, Sindikat Manipulasi Data Email Dicokok

Sindikat itu beranggotakan 3 WNI dan 2 warga Nigeria. Polisi masih memburu pelaku lain warga Nigeria yang berperan sebagai hacker.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024