Sistem Digital untuk Distribusi Jamin Vaksin COVID Tak Bisa Dipalsukan

Ilustrasi Vaksin COVID-19.
Sumber :
  • Dok. KPC-PEN

VIVA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma menyiapkan infrastruktur digital distribusi vaksin COVID-19. Selain distribusi, komponen itu dirancang untuk mempermudah pendataan layanan vaksinasi, validitas calon penerima vaksin, hingga sistem pengawasan pasca-vaksinasi.

Kemenkominfo Mengadakan Talkshow Chip In “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”

Pembuatan komponen dijalankan sambil menunggu penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sistem itu akan terintegrasi dengan BUMN Farmasi lainnya, seperti Kimia Farma Trade and Distribution, Kimia Farma Klinik dan Indofarma Global Medika (IGM) hingga pelayanan vaksinasi seperti imunicare milik Bio Farma, maupun rumah sakit, klinik, dan unit pelayanan kesehatan lainnya.

Direktur Digital Health Care Bio Fama Soleh Udin Al Ayubi menjelaskan, pembuatan sistem ini berlangsung dalam beberapa tahap, di antaranya pemasangan teknologi track and trace berupa 2D barcode pada kemasan vaksin COVID-19 yang dilakukan pada proses pengemasan produk.

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

“Pemasangan teknologi track and trace, dalam bentuk barcode yang dapat dipindai, yang dipasang pada kemasan primer (vial), sekunder (dus kemasan) maupun tersier hingga truk pengantar. Pemasangan track and trace pada produk vaksin COVID-19 berfungsi untuk mencegah pemalsuan produk dan ketika dilakukan scaning akan terlihat detail tanggal kedaluwarsa, nomor batch, dan nomor serial produk tersebut," kata Ayub pada Rabu, 2 Desember 2020.

Baca: Vaksin COVID-19 Sinovac Dipastikan Dapat Label Halal MUI

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Etika Pelajar di Dunia Digital"

Sistem digital itu berlanjut ke proses distribusi, yang harus menjaga suhu vaksin antara 2-8 derajat celcius dari distribusi Bio Farma hingga Dinas Kesehatan Provinsi atau Distributor. Proses itu diawasi dengan aspek Good Distribution Practices (GDP), yaitu dengan memperhatikan sistem rantai dingin atau cold chain system untuk menjaga kualitas vaksin.

Pola ini diyakini bisa mengetahui secara real time posisi pada saat pengantaran sistem melaui teknologi Global Positioning System (GPS) dan Freeze Tag untuk pemantauan suhu selama perjalanan dari mulai Bio Farma hingga ke klinik yang terhubung ke command center di Bio Farma secara real time.

“Sebagai contoh, suatu klinik/tempat pelayanan vaksinasi akan dikirimkan sesuai dengan permintaan yang terdata dari sistem yang diajukan oleh masyarakat mellaui pemesanan pre-order. Dengan demikian potensi untuk pihak–pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menimbun, dapat dihindari," ujarnya.

Tahap terakhir dalam solusi digital yang ditawarkan oleh Bio Farma adalah pelaporan yang mungkin bisa terintegrasi dengan sistem yang lain. Misal, seseorang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 akan mendapatkan suatu pelaporan atau sertifikat digital, yang mungkin bisa digunakan pada saat dia bepergian dengan kereta atau pesawat. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya