Akibat Ulah Abu Janda, Gus Miftah: NU Terdampak Secara Umum

Gus Miftah Maulana Habiburrohman
Sumber :
  • Instagram Gus Miftah

VIVA – Miftah Mualana Habiburrahman atau Gus Miftah mengatakan, akibat cuitan dari Permadi Arya alias Abu Janda soal Islam arogan yang kini ramai dibicarakan, tentunya berdampak juga terhadap Nahdlatul Ulama (NU).

Nyaman jadi Warga NU, Gus Mujib Tolak Dicalonkan Cabup Klaten: Mensejahterakan

"Saya sudah sekian lama mendam pengen menceramahin orang ini, dan puncaknya ini. Karena apapun yang dia twit selalu enggak enak hati, selalu dikaitkan dengan PBNU, dan hari ini yang terdampak NU secara umum, saya enggak masalah Mas Arya mengaku NU karena siapapun boleh menjadi NU," kata Gus Miftah dalam acara wawancara podcast yang dilakukan Deddy Corbuzier dengan menghadirkan Abu Janda, Senin, 1 Februari 2021.

Dengan adanya persoalan ini, maka Gus Miftah menginginkan Abu Janda apabila tetap menjadi striker di media sosial meng-counter narasi provokatif agar lebih bijaksana, lebih arif dan woles.

Wejangan Berharga dari Gus Bab Kudus ke Sudaryono yang Maju jadi Cagub Jawa Tengah

"Bahasanya lebih tertata. Karena seperti ini banyak multi tafsir banyak tafsiran-tafsiran, walaupun sebenarnya niat dia tidak mengatakan Islam arogan, Islam yang keras tapi kata-katanya memancing," katanya.

Gus Miftah juga menyarankan dalam persoalan ini, seharusnya jika dalam menanggapi persoalan harus lebih cerdas, maka kejadian enggak sebesar saat ini persoalannya.

Akrabnya Ketua Gerindra Jateng Sudaryono dengan Ketua NU Jepara, Padahal Baru Sekali Ketemu

Adapun twit Tengku Zulkarnaen yang berisi sebagai berikut:

"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, Apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana mana negara normal tdk boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yg arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," tulis Tengku Zulkarnaen.

Kemudian, Abu Janda membalas cuitan itu:

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," tulis Abu Janda.

Baca juga: Aktivis 98 Siapkan 1.000 Pengacara Bela Abu Janda

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya