Pencarian Dihentikan, Bagaimana Nasib 5 ABK di Kapal Tenggelam?

Ilustrasi kapal tugboat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

VIVA – Tim SAR gabungan menutup operasi pencarian lima ABK yang hilang akibat insiden tabrakan antara KM Tanto Bersinar dengan TB Mitra Jaya XIX di Perairan Gresik, Jawa Timur, pada Sabtu, 23 Januari 2021. 

Kemenhub: Enam Jenazah WNI Kecelakaan Kapal di Perairan Jepang Dipulangkan

Operasi diakhiri secara resmi pada Senin kemarin, 1 Februari 2021. Namun bila ada tanda-tanda keberadaan korban, bisa dibuka lagi. 

Pencarian dilakukan sejak insiden itu terjadi, dan diterima informasi kuat bahwa lima ABK TB Mitra Jaya XIX hilang. Usai kecelakaan, tugboat nahas itu kemudian ditemukan dalam kondisi terbalik di jarak lima nautical mile dari titik tabrakan. Tugboat tersebut kemudian ditarik ke perairan yang lebih dangkal di Ketapang, Sampang, Madura. 

Penuhi Hak Pelaut RI, Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Meninggal di Republik Fiji

Baca juga: Profil Moeldoko, Eks Panglima TNI yang Disebut Mau Kudeta AHY

Kuat dugaan 5 ABK yang hilang masih terjebak di dalam TB Mitra Jaya XIX yang tenggelam yang posisi badan kapalnya terbalik. 

Kapal KM Parikudus Berpenumpang 30 Orang Terbalik di Kepulauan Seribu

Penyelaman dilakukan oleh tim gabungan. Namun, mereka kesulitan menemukan tanda-tanda keberadaan korban karena pintu tugboat terkunci dari dalam. 

Di sisi lain, jarak pandang penyelam sangat pendek karena terganggu sebaran pasir atau tanah lantaran kuatnya arus bawah laut. Opsi menarik kapal ke lokasi lebih dangkal, atau membalikkan badan kapal belum berhasil karena cuaca buruk yang menyertai proses pencarian.

"Kami belum bisa melakukan pencarian di tempat yang dicurigai terdapat korban karena kapal belum berhasil ditarik dan dibalikkan kembali karena tugboat yang rencananya akan dikirim dari Pelabuhan Gresik untuk menarik bangkai kapal belum kunjung tiba di lokasi," kata Kepala Seksi Operasi Pencarian dan Pertolongan Surabaya, I Wayan Suyatna. 

Karena kondisi yang belum memungkinkan, SAR mengusulkan untuk menutup operasi pencarian. "Kami tetap melakukan pemantauan dan koordinasi dengan unsur terkait seperti pemilik kapal, Polair, KPLP, Syahbandar, dan masyarakat sekitar serta bila ada tanda-tanda korban maka operasi SAR akan dibuka kembali,” ungkap Hari Adi Purnomo, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya