Profesor Asal Korsel Sebut Megawati Berkharisma dan Kompeten

Megawati Saat Orasi Kebangsaan di Unhan Pada 2020
Sumber :
  • VIVA/ Eduward Ambarita

VIVA – Sejumlah pihak mempertanyakan, apa peran Megawati Soekarnoputri sehingga layak diganjar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI.

Respons Jokowi Disebut Dorong Prabowo Supaya Bertemu Megawati

Adalah Profesor Koh Young Hun, seorang Indonesianis yang juga Guru Besar dari Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan, yang memaparkan kelayakan tersebut.

Prof Koh adalah salah satu promotor. Maka setelah dipelajarinya, bahwa memang cukup besar peran Megawati saat memimpin Indonesia dari sebagai Wakil Presiden tahun 1999-2001 dan Presiden tahun 2001-2004.

Gibran Sebut "Presidential Club" untuk Wadahi Masukan dari Sesepuh dan Mantan Pemimpin

Baca juga: Lulus Disertasi Doktor, Ibas Menangis Kenang Ibu Ani Yudhoyono

"Peran pentingnya juga menonjol sebagai pemimpin regional dalam membawa negara dan pemerintahan Indonesia ke tingkat pencapaian kepemimpinan tidak hanya di tingkat regional tetapi juga di tingkat global," jelas Koh Young Hun dalam keterangannya yang diterima VIVA, Kamis 10 Juni 2021.

Prabowo Punya Ide Bentuk "Presidential Club" sejak 2014, Kata Petinggi Gerindra

Tidak hanya dari sejarah kepemimpinannya di masa transisi Indonesia tersebut. Itu juga menurutnya bisa dilihat, dari berbagai gelar kehormatan yang diberikan oleh institusi pendidikan baik di Indonesia maupun di negara-negara sahabat.

Dari aspek itu saja, lanjut Prof Koh, menjadi bukti pengakuan pemikiran akademik atas keahliannya di bidang kepemimpinan strategis.

Dia juga menyebut, Megawati telah menerbitkan banyak kebijakan yang sangat mendukung tugas Kementerian Pertahanan dan TNI, serta hubungan internasional Indonesia dengan berbagai negara di dunia.

"Beliau juga banyak memberikan ide-ide akademis untuk meningkatkan hubungan baik antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Prancis dari berbagai aspek, termasuk pertahanan," kata Koh.

"Beliau memiliki kharisma yang unik dan kompetensi yang tinggi. Tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang ekonomi dalam memimpin Indonesia mengatasi berbagai krisis yang sangat kompleks di tahun-tahun pasca Reformasi dan membangun kepercayaan internasional kepada pemerintah Indonesia," kata Kepala Pusat Budaya Indonesia - Korea itu.

Hal senada diutarakan Prof Dr Sudarsono Hardjosoekarto, Guru Besar tetap pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia. Ia mengatakan bahwa Megawati memiliki karakter kuat dan wibawa sebagai pemimpin negeri.

Pada masa kepemimpinan Megawati, Indonesia sedang menghadapi masa sulit yakni krisis multidimensi. Saat itu, sembari memerhatikan pentingnya masalah-masalah lain yang sama mendesaknya, dalam jangka pendek Megawati meletakkan prioritas pada tiga program utama. Yaitu pemulihan ekonomi, normalisasi kehidupan politik, penegakan hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat.

Lanjut Prof Sudarsono, Indonesia bisa melewatinya krisis multidimensi tersebut saat proses masa transisi Indonesia.

“Saya melihat kecermatan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam memahami karakteristik krisis nasional saat itu,” kata Sudarsono.

“Pendapat akademik saya adalah prestasi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintah merupakan wujud nyata ilmu pengetahuan kepemimpinan strategik atau strategic leadership,” sambung Sudarsono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya