Menkes: Berbahaya Jika Kasus COVID-19 Naik di Jakarta dan DIY

Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Willibrodus

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Jakarta dan Yogyakarta menjadi wilayah yang paling berbahaya apabila kasus COVID-19 mengalami peningkatan 2-3 persen per hari. Jakarta dan Yogyakarta akan mengalami kekurangan ruang isolasi dan ruang ICU COVID-19.

Menhub dan Menkes Ikut Pindah ke IKN Juli 2024, Basuki: Menkeu Belum 

"Jadi yang paling berat dalam seminggu dua minggu ke depan kalau ada perburukan terus sebesar 30 persen atau kira-kira 2 persen sampai 3 persen per hari itu yang berat adalah Yogyakarta dan DKI Jakarta. Karena akan kekurangan tempat tidur isolasi dan akan kekurangan tempat tidur untuk ICU," kata Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR Selasa 13 Juli 2021.

Menurut Budi, untuk wilayah Yogyakarta, sudah terisi sekitar 2.000 tempat tidurnya atau Bed Occupancy Rate 91 persen, tetapi hal itu dikarenakan jumlah tempat tempat tidur yang disediakan untuk COVID-19 sekitar 2.500. Sedangkan ketersediaan ruang rawat keseluruhan di Yogyakarta ada sekitar 8.200 tempat tidur.

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

"Jadi kelihatan tinggi tetapi Jogja masih bisa mengkonversi dari 8.200 additional 2.000 dipindahkan," ujarnya.

Budi menambahkan, "Saya minta tolong ke teman-teman di rumah sakit Jogja tolong kita lebih disiplin karena sekarang sedang naik pasien COVID, dedikasikan dulu untuk COVID jadi Jogja dari 8.247 tempat tidur baru sekitar dua ribuan yang didedikasikan COVID, naik jadi 4.000 karena begitu dia naik jadi 4.000, tekanan BOR-nya turun dari 90 mungkin 80," ujarnya.

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Kondisi di Jakarta, kata Budi, berbeda dengan Yogyakarta karena di Jakarta tempat tidur yang telah dikonversi menjadi tempat tidur khusus COVID-19 sudah lebih dari 50 persen. Untuk itu Jakarta akan melakukan konversi satu rumah sakit menjadi RS khusus COVID.

Langkah ini, menurut Budi, sudah dilakukan di Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Persahabatan, dan Rumah Sakit Sulianti Saroso. Rumah sakit tersebut sudah dikonversi 100 persen untuk COVID-19.

"Jadi itu mungkin ada tambahan mendekati 1.000 kamar, ini juga perlu dilakukan di rumah sakit rumah sakit di kota-kota lainnya kalau misalnya BOR-nya sudah makin tinggi dan itu disertai dengan konversi sudah di atas 50 atau 60 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya