Ada 200 Proposal Riset Terapan Masuk ke Kemendikbudristek

Ilustrasi data dan riset.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, dengan pendanaan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menyelenggarakan Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi. Program ini dilaksanakan dengan mengacu pada demand driven, yakni riset untuk menyelesaikan persoalan yang ada di industri dan masyarakat.

Jokowi Tawarkan CEO Microsoft Bangun Pusat Riset Teknologi di IKN

Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan Bidang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Agus Susilohadi mengatakan, program ini diperuntukan khusus untuk insan perguruan tinggi vokasi. Program ini juga menekankan kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. 

"Program riset terapan yang kita rancang ini berbasis pada kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan DUDI. Kami mencoba untuk membangun ekosistem riset yang sinergis aplikatif dan memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat," kata Agus melalui keterangan tertulis,  Sabtu 7 Agustus 2021

USU Raih Peringkat 4 Kampus Riset Terbaik Indonesia Versi Scimago 2024, Ini Kata Rektor

Pendanaan program ini, kata Agus, bersumber dari LPDP dengan ajuan maksimal setiap usulan sebesar Rp500 juta. Meski begitu, Kemendikbudristek mendapatkan kewenangan untuk merancang skema, menentukan persyaratan, menentukan kriteria penerima, serta menyelenggarakan seleksi pemenang. 

Agus mengatakan, program ini dirancang untuk mendorong riset yang integratif dan kolaboratif. Sehingga tim pengusul riset harus melakukan risetnya secara keilmuan yang multidisiplin.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

"Program ini nanti juga diharapkan dapat menjadi salah satu Project Based Learning bagi mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, kami berharap program ini juga nanti bisa menggandeng mahasiswa ke dalam tim riset," ujar Agus. 

Semangat yang disampaikan melalui program ini tergolong cukup unik dan baru, yaitu riset berbasis demand driven yang artinya para periset harus mampu menjawab masalah riil di dunia usaha dan dunia industri juga di masyarakat. Program ini telah diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2021, dan ditutup pada tanggal 6 Agustus 2021. 

Jumlah proposal yang masuk sudah jauh melampaui target, yaitu tiga kali lipat dari jumlah yang nanti akan lolos sebanyak 51 usulan. "Jumlah yang sudah submit Expression of Interest (EoI) sudah lebih dari 200, sedangkan yang membuat akun untuk usulan di laman pendaftaran sudah lebih dari 500," ujar Agus. 

Dalam penyusunan Expression of Interest ini, penyelenggara banyak sekali mendapat pertanyaan yang datang dari perguruan tinggi baik bersifat substantif dan teknis. Pertanyaan yang diajukan biasanya mengenai memilih area, kemudian cara mengisi draft Expression of Interest, dan cara mendaftarkan anggota periset serta mitra riset. 

"Banyak pertanyaan seputar itu. Kami menyadari betul bahwa butuh waktu bagi bapak ibu sekalian dari perguruan tinggi untuk memahami sistem pendaftaran melalui web," kata Agus. 

Sementara itu, Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Kemendikbudristek, Hedy R. Agah menambahkan, orientasi program ini agar tim periset dari perguruan tinggi vokasi mampu dalam pemenuhan kebutuhan demand driven. Pada tahap awal, seleksi akan fokus pada penilaian Expression of Interest. Jika lolos, calon penerima baru diminta untuk mengunggah proposal secara lengkap.

"Membangun budaya riset kemitraan sinergis antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa calon periset dari berbagai perguruan tinggi vokasi dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil. Tim periset juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah di DUDI khususnya sektor UMKM serta masyarakat," ujar Hedy.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya