Puluhan Mahasiswa Terjebak di Gunung Amonggedo Berhasil Dievakuasi

Basarnas mengevakuasi puluhan mahasiswa yang terjebak di Gunung Amonggedo, Desa Ulu Benua, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu dini hari, 18 Agustus 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Tim gabungan Basarnas Kendari berhasil mengevakuasi puluhan mahasiswa yang terjebak usai melakukan pengibaran Merah Putih di Gunung Amonggedo, Desa Ulu Benua, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Pilmapres 2024, Dua Mahasiswa UMSU Sabet Juara 1 Sekaligus

Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Rabu, 18 Agustus 2021, mengatakan para korban dievakuasi saat saat hendak melewati aliran sungai kedua sekitar pukul 01.21 Wita.

"Pada pukul 01.21 Wita korban berhasil diketemukan pada saat akan menyeberangi aliran sungai yang kedua dimana kondisi arus sudah memungkinkan untuk dilalui," kata dia melalui rilis humas Basarnas Kendari.

Terpopuler: Oknum Polisi Aniaya Siswa, Mahasiswa Demo Rektor hingga Suami Mutilasi Istri

Sebelumnya Basarnas Kendari menyampaikan, sekitar 30 orang mahasiswa pecinta alam terjebak di Gunung Amonggedo saat hendak kembali usai melakukan pengibaran Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-76 Republik Indonesia.

Namun, setelah dievakuasi dan didata, jumlah korban tercatat sebanyak 36 orang merupakan Komunitas Pencinta Alam Sampara (Kompas) yang sebagian besar berstatus mahasiswa.

Diprotes Mahasiswa Uang Kuliah Naik, Wakil Rektor USU Sebut Disetujui Pemerintah

"Seluruh korban yang berjumlah 36 orang berhasil dievakuasi dan tiba di posko bendungan Ulubenua dalam keadaan selamat," katanya.

Tim Basarnas Kendari sebelumnya berada di daerah Amonggedo pada pukul 21.50 Wita dan melakukan koordinasi dengan unsur terlibat yakni Koramil Wawotobi, Polsek Pondidaha, BPBD Konawe, KPA Kompas Pencinta Alam Sampara dan masyarakat setempat melakukan penilaian (assesment) jalur evakuasi.

Setelah penilaian lokasi sampai pukul 00.06 Wita, Tim SAR gabungan memutuskan penjemputan dilaksanakan pada pukul 06.00 Wita, mengingat kondisi jalur evakuasi yang tidak memungkinkan untuk memaksakan melewati tiga aliran sungai.

Namun, karena para korban ternyata telah berusaha kembali dan hendak melewati aliran sungai kedua, tim SAR gabungan lalu bergerek cepat membantu para pecinta alam itu.

Para korban dilaporkan berada di lokasi itu sejak 16 Agustus untuk meengibarkan bendera pada 17 Agustus. Namun, setelah pengibaran dan penurunan bendera, mereka tidak dapat kembali pulang akibat curah hujan yang tinggi sehingga aliran sungai meluap disertai arus yang deras.

"Evakuasi para korban berhasil dalam kondisi aman, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur yang terlibat di lapangan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing," kata Aris Sofingi. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya