Gubernur Kaltim Minta Jatah Vaksin Jateng, Ganjar: Stok Tidak Banyak

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/ tvOne.

VIVA – Percepatan vaksinasi COVID-19 masih terkendala kurangnya jumlah pasokan ke daerah seperti yang dialami di Kalimantan Timur (Kaltim). Gubernur Kaltim Isran Noor sempat meminta jatah dosis vaksin milik Jawa Tengah.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Isran menyampaikan itu saat acara webinar dengan langsung mencolek Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dia terang-terangan minta kebaikan hati Ganjar untuk mengalihkan sebagian jatah vaksin Jateng ke Kaltim.

"Masalahnya itu vaksin sudah mulai capek, kehabisan. Hebatnya Gubernur Jawa Tengah itu karena vaksinnya banyak. Kalau bisa yang dari Jawa Tengah itu bisa didrop lah ke sini, paling tidak 5.000 saja, beres itu," kata Isran, dalam webinar, Kamis, 26 Agustus 2021.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Permintaan Isran itu direspons Ganjar saat dapat kesempatan bicara. Namun, ia mengatakan keinginan Isran tampaknya sulit dipenuhi saat ini. 

Menurutnya, Jateng yang secara jumlah penduduk berada di urutan ketiga terbesar di Tanah Air tidak banyak mendapatkan alokasi vaksin.

Hadiri Pesta Adat Lom Plai, Pj Gubernur Kaltim: Seni Budaya Ini Harus Dilestarikan

"Pak Isran tadi bilang, tolong dong vaksinnya dilempar ke sini. Pak, Jateng itu penduduk terbesar ketiga di Indonesia," tutur Ganjar.

Ganjar kemudian menjelaskan sudah konfirmasi ke Kementerian Kesehatan terkait pasokan vaksin untuk Jateng. Menurut dia, vaksin terbanyak sudah dibagikan ke DKI Jakarta. Setelah itu, ke Jawa Timur.

"Jawa Barat yang penduduknya terbesar saja vaksin juga belum banyak, Jateng lebih sedikit lagi," tutur Ganjar.

Menurut Ganjar, DKI Jakarta jadi prioritas karena statusnya sebagai Ibu Kota Negara. Setelah itu, yang menjadi prioritas adalah Bali karena bisa menjadi stimulus dalam pariwisata dan perekonomian.

"Kami diminta gas pol, maka kami siapkan skenario. Tapi, balik lagi stok vaksin kami tidak banyak. Per minggu kami hanya dapat kiriman 500 ribu, mentok-mentoknya tambah jadi 600 ribu sampai 700 ribu, belum ada satu juta," jelas Ganjar.

Dengan kondisi itu, Ganjar mengakui jadi kendala untuk mengejar target herd immunity. Terlebih serangan virus COVID-19 yang bermutasi juga seringkali membuat daerah-daerah kewalahan seperti di Kudus dan Klaten.

"Waktu outbreak kemarin kami terus kejar untuk faskes, termasuk beli isotank yang baru datang bulan lalu. Jadi, kalau Kaltim nanti terjadi outbreak kami siap bantu kirim isotank ke sana," kata Ganjar.

Laporan: Teguh Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya