- Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa, menyambut baik dilantiknya susunan Dewan Pengarah pada lembaga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apalagi di dalamnya banyak tokoh yang dianggap sangat berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Menurut Dwi, keputusan Presiden Joko Widodo menempatkan berbagai unsur di susunan struktural eksekutif dan Dewan Pengarah BRIN, adalah hal yang tepat.
"Riset dan Inovasi adalah kata kunci perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sebuah bangsa," kata Dwi Andreas kepada wartawan, Rabu 13 Oktober 2021.
Menurutnya, struktur eksekutif BRIN dan Dewan Pengarah akan memastikan mulusnya proses menyatukan berbagai lembaga riset yang selama ini terpisah.
Megawati Soekarnoputri Dilantik Presiden Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN
- Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jangan Lagi Terjadi Duplikasi Riset
Kata pria bergergelar profesor itu, banyak pihak yang menduga bahwa lembaga dan pendanaan riset yang terpisah menjadi kendala. Koordinasi jadi lebih rumit karena birokrasi yang panjang hingga akhirnya kegiatan riset dan inovasi terkesan berjalan lamban.
Maka ketika semuanya dimasukkan ke dalam satu kapal dengan satu nahkoda, yakni BRIN, diharapkan tidak terjadi lagi duplikasi riset dan kesimpangsiuran tata kelola riset di Indonesia.
"Diseminasi hasil riset, pemanfaatan hasil riset dan inovasi serta link yang selama ini hilang antara hasil riset dan inovasi dengan pengguna baik kalangan industri-swasta maupun pengguna lainnya, bisa dibangun lebih baik di masa depan," tutur Dwi.
Untuk diketahui, hari ini Presiden Jokowi melantik Dewan Pengarah BRIN berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 45 tahun 2021 tentang Pengangkatan Dewan Pengarah BRIN.
Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri turut dilantik Ketua Dewan Pengarah BRIN, beserta Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Bappenas menjadi Wakil Ketua.
Selain Megawati, ada pula, Sudhamek Agung Waspodo Suyoto sebagai Sekretaris. Pada anggota Dewan Pengarah terdapat nama-nama seperti Profesor Emil Salim, Profesor I Gede Wenten, Bambang Kesowo, Profesor Adi Utarini, Profesor Marsudi Wahyu Kisworo dan Tri Mumpuni.
