Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Guguran dan Erupsi

Sejumlah relawan yang datang dari beberapa kota di Jawa membersihkan masjid tertinggi lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Kamis, 8 Desember 2021, setelah masjid itu terdampak erupsi Semeru.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) masih didominasi gempa guguran dan gempa erupsi atau letusan selama beberapa hari terakhir pada pekan ini.

Status Gunung Ruang Turun Jadi Siaga, Bandara Sam Ratulangi di Manado Kembali Beroperasi

"Pada hari ini pukul 00.00-06.00 WIB tercatat gempa guguran sebanyak tiga kali kejadian, amplitudo 2-3 mm dengan durasi 10-12,5 detik," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Liswanto dalam laporan tertulisnya ke PVMBG, Sabtu 11 Desember 2021.

Aktivitas kegempaan yang juga terpantau adalah embusan sebanyak satu kali kejadian dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali dengan status Gunung Semeru pada level II atau waspada.

Aktivitas Gunung Ruang Mereda, Operasional Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal

"Secara visual Gunung Semeru tampak jelas dan asap kawah tidak teramati," tuturnya.

Sementara berdasarkan laporan aktivitas Gunung Semeru pada laman Badan Geologi Kementerian ESDM pada Jumat 10 Desember 2021 terpantau gunung api jelas hingga berkabut, teramati asap kawah berwarna putih kelabu intensitas sedang hingga tebal, dengan ketinggian 500-1000 meter dari puncak, serta teramati api diam dan sinar di kawah.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran, embusan asap kawah, aktivitas magma serta aktivitas tektonik tercatat satu kali gempa letusan/erupsi, 15 kali gempa guguran, 23 kali gempa embusan, empat kali tremor harmonik, dan dua kali gempa tektonik jauh.

Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Liswanto juga mengimbau masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan mewaspadai ancaman lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyak material yang sudah terbentuk. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya