Jadi Terkenal karena Dijewer Gubernur Edy, Coki: Saya Malu!

Pelatih Biliar Sumut, Khoiruddin Aritonang alias Coki Menangis
Sumber :
  • VIVA/ Putra Nasution

VIVA – Pasca dijewer dan dipermalukan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, pelatih biliar Sumut, Khoiruddin Aritonang mengaku menjadi terkenal dan banyak orang menyapa dirinya. Meski ia tidak mengenal orang itu.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

"Mohon maaf, saya malu betul. Mau ngopi (di Kafe) itu. Abang yang dijewer Gubernur itu kan bang. Allahuakbar, kalau terkenal jangan hal ini (dijewer)," kata pria yang akrab disapa Coki dalam jumpa pers digelar di Kota Medan, Kamis petang, 30 Desember 2021.

Selain malu, dijewer oleh mantan Ketua Umum PSSI saat acara penyerahan tali asih atau bonus kepada pelatih dan atlet meraih medali di PON XX Papua di Aula Tengku Rizal Nurdin, di rumah dinas Gubernur di Kota Medan, Senin 27 Desember 2021. Juga menimbulkan rasa trauma.

Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur

"Bagaimana rasa trauma ini, kalau ada bisa menghilangkan rasa trauma saya biarkan berlalu. Kemana-mana orang bilang, abang yang dijewer," ujar Coki.

Coki mengungkapkan banyak pihak menghubungi dirinya untuk mediasi dan berdamai. Ia mau saja, dengan catatan Gubernur Edy meminta maaf secara terbuka di publik. Kemudian, merubah sikap lebih baik dan menghilangkan sifat arogannya.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

"Banyak orang menginginkan mediasi. Salam-salaman begitu saja, tidak. Ketua KONI sudah jumpa, dia bilang jangan dibawa kemana-mana dan digoreng ke politis. Saya tidak mau," ucap Coki.

Coki sendiri tidak mau apa dialaminya ini, menjadi konsumsi di ranah politik untuk menyudutkan mantan Pangkostrad itu. Tapi, keinginan dia agar Gubernur Edy memperbaiki komunikasi dan interaksinya kepada masyarakat. Dengan tujuan, apa dialami Coki tidak terulang kembali.

Bila tidak ada etika baik dari Gubernur Edy meminta maaf. Coki bersama tim kuasa hukumnya akan membawa permalasahan ini, ke jalur hukum. "Tidak politis, ini persoalan hukum," jelas Coki dengan tegas.

Diberitakan sebelumnya, Aksi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi kembali lagi viral. Kali ini, mantan Pangkostrad itu, mengusir pelatih biliar, Coki saat penyerahan bonus tersebut.

Video aksi mengusir pelatih biliar Kontigen asal Sumut itu, menjadi pesan beruntun di grup WhatsApp kalangan wartawan di Kota Medan. Dalam video berdurasi 2 menit dan 59 detik. Terlihat Edy memberikan motivasi kepada para atlet Sumut itu.

Tidak Tepuk Tangan

VIVA Militer: Gubernur Sumater Utara, Letjen TNI (Purn.) Edy Rahmayadi

Photo :
  • Instagram/@edy_rahmayadi

Gubernur Edy sempat memanggil Coki. Karena, tidak ikut tepuk tangan. Edy memanggil dirinya naik ke atas podium."Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan," sebut Edy sembari menunjuk ke arah Coki.

Coki berdiri dari kursinya dan maju ke depan. Ia sempat berada disampingnya Gubernur Edy. Ia bertanya kepada pelatih dari atlet mana. "Atlet apa kau?" tanya mantan Pangdam I Bukit Barisan kepada Coki lagi.

Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar. "Tak cocok jadi pelatih ini," ungkap Edy.

Kemudian, Edy juga menjewer kuping pelatih itu. Aksi orang nomor satu di Sumut itu, disambut gelak tawa yang hadir dalam acara tersebut.

Dinilai mempermalukan dirinya, Coki turun podium dan meningalkan Edy berlalu begitu saja. Sontak Gubernur Edy tampak emosi dengan nada disampaikan.

"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," cetus Edy.

Edy juga menginstruksikan Dispora Sumut dan KONI Sumut untuk mengevaluasi pelatih tersebut. "Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," sebut Edy.

Edy juga mempersilakan kepada atlet yang ingin mengikuti Coki keluar dari rumah dinas Gubernur. "Yang tak mau, berdiri, keluar," kata Edy.

Dalam acara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memberikan bonus kepada altet berprestasi di PON sebesar Rp 11,1 miliar. Edy menyebutkan ini merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut di level nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya