Korban Banjir di Aceh Utara Terserang Penyakit Kulit hingga Demam

Banjir di Aceh. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Warga yang mengungsi akibat banjir di Aceh Utara mulai terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, pilek hingga demam. Sebagian warga saat ini masih bertahan di tempat pengungsian karena banjir belum surut.

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh Kombes Pol Winardy mengatakan, pihaknya sudah mendirikan rumah sakit lapangan untuk menampung para pengungsi. Lokasi rumah sakit lapangan itu berada di Desa Totong, Kecamatan Lhoksukon yang menjadi tempat terparah terendam banjir. 

Rumah sakit diisi oleh tim tenaga medis dari Bawah Kendali Operasi (BKO) Pusat Kedokteran dan Kesehatan atau Pusdokkes Polri, dan Urusan Kesehatan atau Urkes Polres Aceh Utara. Sejauh ini, 350 korban banjir sudah dilayani rumah sakit lapangan.

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu, 14 Warga Meninggal Dunia

“Selama berjalan, keluhan terbanyak yang didapat petugas medis adalah penyakit kulit, demam, batuk pilek, nyeri lambung, pusing sakit kepala, dan sulit tidur,” kata Winardy, Rabu, 5 Januari 2022.

Dia menjelaskan, rumah sakit lapangan didirikan untuk memudahkan korban terdampak banjir mendapat pelayanan kesehatan. Ia bilang pelayanan kesehatan tersebut akan digelar sampai lima hari ke depan.

1.200 Warga Mengungsi, 7 Tewas dan 15 Rumah Hanyut Akibat Banjir dan Longsor Hantam Luwu

"Rencananya akan digelar sampai lima hari ke depan. Mudah-mudahan banjir cepat surut dan pengungsi bisa kembali ke rumah," tuturnya.

Sebelumnya, banjir yang melanda Aceh Utara merendam 15 kecamatan di daerah itu. Banjir tersebut akibat sungai Krueng Peutoe, Krueng Keureuto dan Sungai Krueng Pirak meluap karena intensitas hujan yang tinggi.

Dampak banjir membuat 41.189 warga Aceh Utara yang terdampak banjir memilih mengungsi karena debit air yang semakin tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya