Polda Jawa Timur Temui Keluarga Penendang Sesajen di Gunung Semeru

Gunung Semeru yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis, 16 Desember 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur menjumpai keluarga seorang pria yang membuang dan menendang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang.

Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Abu Setinggi 1,5 Km

Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) Komisaris Besar Polisi Artanto di Mataram, Selasa, 11 Januari 2022, mengatakan Polda Jawa Timur menemui pihak keluarga dari pria itu di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

"Jadi, kami dari Polda NTB sifatnya membantu, back-up dan Polda Jatim sudah menjumpai pihak keluarga (penendang sesajen) di Lombok Timur," kata Artanto.

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Dalam pertemuannya, kepolisian mendapat klarifikasi dari pihak keluarga pria yang belakangan identitasnya terungkap dengan inisial F itu. Keluarga sudah menyatakan bahwa F memang betul keluarga mereka.

Dari keterangan keluarganya, F adalah orang berpendidikan yang kini sedang menempuh program pendidikan sarjana di Yogyakarta. F lulusan madrasah tsanawiyah di Lombok Timur kemudian melanjutkan ke madrasah aliyah di Yogyakarta. Sekarang menempuh studi S-1 di salah satu universitas di Yogyakarta.

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Petugas Pengamatan: Durasi 118 Detik

Viral Pria Pengajian Tendang 2 Sesajen Penolak Bencana

Photo :
  • Instagram@ndorobei.official

Artanto menegaskan bahwa Polda NTB dalam persoalan ini hanya menindaklanjuti hasil koordinasi Polda Jawa Timur. Karena itu, persoalan tersebut kini berada di bawah kewenangan Polda Jawa Timur.

F viral di media sosial dengan aksinya dalam sebuah unggahan video sedang memakai rompi hitam dan berkomentar soal sesajen yang ada di kawasan Gunung Semeru. Dalam video itu, ia terlihat membuang dan menendang sesajen yang ada di hadapannya.

Tak disangka, video itu telah menimbulkan banyak reaksi masyarakat, salah satunya muncul dari putri sulung presiden keempat Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, dalam Twitter-nya @AlissaWahid.

Ia mencuitkan, "mempersilakan kalau ada masyarakat yang yakin dengan sesajen itu tidak boleh. Tapi, memaksakan keyakinan tersebut kepada yang meyakini itu tidak boleh."

"Repot memang ketemu yang model-model begini. Susah banget memahami bahwa dunia bukan milik kelompoknya saja," cuitnya.

Begitu juga ungkapan kecewa datang dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Menurut dia, pria itu bukan mengurus tugasnya dan malah melanggar nilai-nilai yang ada di masyarakat lokal sekitar Gunung Semeru. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya