Vaksin Booster Gratis Janji Jokowi Harus Didukung Distribusi Merata

Ilustrasi sampel pasien varian Omicron
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Anggota DPR RI Muhammad Farhan mengingatkan pemerintah agar makin berani dan tegas untuk menekan penularan COVID-19 varian Omicron terutama sudah makin banyak orang yang tertular.

Upaya Pemerintah Merespon Kasus Pailit Sritex Dinilai Sudah Tepat

Sebagai legislator asal Bandung, Farhan mengimbau masyarakat setempat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19. Lebih baik, kata dia dalam keterangan persnya, Rabu 12 Januari 2022, mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan mobilitasn masyarakat ketimbang menangani orang yang sudah terinfeksi.

Paparan Omicron, menurutnya, tidak terhindarakan karena tidak ada penutupan perbatasan dari mobilitas luar negeri. Maka, dia berpendapat, ketegasan Satgas di gerbang masuk perjalanan luar negeri di Indonesia sangat penting. "Jangan sampai ada kebocoran, karena kita masih trauma oleh ledakan varian Delta bulan Juli-Agustus 2021," ujarnya.

Evaluasi Pelaksanan Pemilu 2024, DPR Mau Bikin Omnibus Paket Politik

Bahkan, merebaknya Omicron jadi momentum bagi Kementerian Kesehatan untuk menyegerakan vaksinasi penguat (booster) secara merata. "Janji Pak Jokowi [bahwa pada] pertengahan Januari 2022 booster diberikan gratis. Maka pernyataan ini harus didukung dengan distribusi booster vaksin ke seluruh pelosok."

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock
Bawaslu Bolehkan Paslon Kepala Daerah Gunakan Fasilitas Pemerintah untuk Kampanye

Gelombang ketiga akibat Omicron jadi atensi pemerintah. Bahkan pola penanganan pasien terpapar varin baru itu akan difokuskan di rumah. Namun, Farhan mengingatkan kemudahan masyarakat mendapat obat saat di rumah harus terjamin.

Berdasarkan pengalaman beberapa waktu lalu, katanya, distribusi obat-obatan bagi pasien yang isolasi mandiri di rumah sering tidak tepat waktu dan tepat sasaran sehingga banyak pasien terpaksa keluar rumah untuk mencari obat yang dibutuhkan.

"Salah satu persoalan yang dihadapi saat melakukan isoman ketika itu kurangnya pengawasan dari tenaga kesehatan sehingga banyak pasien isoman yang terlambat dibawa ke rumah sakit ketika gejalanya meningkat dari ringan menjadi sedang dan berat," katanya.

Farhan menilai, berbagai persoalan mengenai treatment isolasi mandiri COVID-19 tahun lalu harus jadi pelajaran agar tidak terulang saat menghadapi lonjakan kasus Omicron. Varian Omicron, bagaimanapun, katanya, tidak boleh dianggap enteng karena tetap menjadi ancaman bagi kesehatan, apalagi terhadap kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya