Pembunuh Ketua MUI Labura Divonis Seumur Hidup

Lokasi tewasnya Ketua MUI Labura, Aminurrasyid Aruan.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Rantauprapat menjatuhkan hukuman terhadap Supriyanto alias Anto Dogol alias Anto Kolot. Terdakwa pembunuhan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Aminurasyid Aruan itu, divonis kurungan penjara seumur hidup.

Ingin Tata Kelola Sawit Membaik? Harus Saling Bersinergi

"Memutuskan, menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu mengakibatkan matinya orang lain. Menjatuhkan hukuman pidana penjara terhadap terdakwa selama seumur hidup," ungkap majelis hakim diketuai oleh Welly Irdianto di PN Rantauprapat, Rabu 9 Februari 2022.

Dalam sidang berlangsung secara virtual tersebut, terdakwa yang merupakan warga Lingkungan VI Panjangbidang II, Desa Guntingsaga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura itu, terbukti bersalah melanggar pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Babak Baru Yosep Subang Pembunuh Tuti dan Amalia Segera Diadili

Atas putusan tersebut, terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyatakan pikir-pikir. Vonis ini, sama seperti tuntutan JPU, Andri Rico Manurung menuntut dengan pidana seumur hidup.

Mengutip dakwaan JPU, menyebutkan bahwa pembunuhan sadis terhadap Ketua MUI Labura, dilakukan terdakwa pada Selasa 27 Juli 2021, sekira pukul 17.00 WIB, di Jalan Umum Lingkungan VI Panjangbidang II, Desa Guntingsaga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura, Sumatera Utara.

9 Petani Sawit yang Halangi Proyek Bandara IKN Wajib Lapor, Polisi: Proses Hukum Tetap Jalan

Pembunuhan itu berawal dari terdakwa bersama temannya, Solihin alias Iin mencuri sawit milik korban dan tertangkap korban, Senin 26 Juli 2021, sekitar pukul 09.00 WIB. Korban menegur dan menasihati terdakwa agar tidak mencuri lagi.

Ilustrasi pengadilan.

Photo :
  • Pixabay

Namun, keesokan harinya sekira pukul 16.00 WIB, terdakwa yang tidak terima dengan teguran dan nasihat korban, datang ke tikungan jalan utama Lingkungan VI Panjangbidang II Kelurahan Guntingsaga, membawa parang panjang dan memantau kedatangan korban. Terdakwa bersembunyi di balik pohon kelapa sambil mengasah parangnya menggunakan batu.

Sekitar pukul 16.55 WIB, terdakwa melihat korban datang mengendarai sepeda motor Honda Astrea Legenda hitam BK 4846 JA, dan bersiap-siap mendatangi korban.

Saat korban sudah dekat, terdakwa yang berada di samping jalan langsung melompat dan mengayunkan parangnya ke arah kepala belakang korban. Korban menangkisnya dengan tangan kiri, sehingga kena pada telapak tangannya hingga ke punggung kiri dan korban terjatuh dari sepeda motornya.

Terdakwa kemudian mengayunkan parangnya ke arah wajah korban yang sudah terjatuh terlentang, sehingga mengenai bagian hidung hingga pelipis dan bola mata kiri. Saat itu, korban berusaha menghindar, namun pada saat posisinya telungkup, terdakwa mengayunkan parangnya ke arah leher belakang. Terdakwa juga mengayunkan parangnya ke arah kepala belakang dan kepala atas.

Masyarakat sekitar yang melihat kejadian tragis itu, berteriak histeris sehingga terdakwa kabur. Petugas kepolisian dari Polsek Kualuh Hulu bersama masyarakat mengevakuasi korban ke rumah sakit, namun telah meninggal dunia. Korban menderita banyak luka bacok hingga telapak tangannya putus. Petugas bersama masyarakat kemudian mencari pelaku dan tertangkap dari persembunyiannya malam itu.

Pada persidangan sebelumnya, terdakwa mengakui seluruh perbuatannya. Katanya, ia melakukan perbuatan keji itu karena takut dibunuh korban. Karena saat bersama temannya tertangkap tangan mencuri sawit korban, korban menegur dan mengancam membunuh terdakwa jika mencuri lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya