Diisukan Pensiun! Ini 5 Fakta Stasiun Gambir yang Menarik Diketahui

Stasiun Gambir
Sumber :
  • VIVA/Wilibrodus

VIVA – Fakta Stasiun Gambir beserta sejarah masa lalunya tengah banyak dicari di mesin pencarian Google, usai merebaknya isu tempat pemberhentian kereta api ini akan dipensiunkan. Sontak saja, isu terkait Stasiun Gambir akan dipensiunkan mendadak jadi sorotan dan perbincangan banyak masyarakat, tak terkecuali para pengguna transportasi kereta api. 

Top News: 5 Negara dengan Militer Terkuat, Pangdam XIII/Merdeka Rotasi 3 Pati dan 5 Pamen

Bagi mereka para pengguna jasa layanan transportasi kereta api, tentu ini akan menjadi pukulan jika itu memang benar-benar terjadi terlebih bagi mereka para penumpang jasa kereta api jarak jauh.

Berawal dari merebaknya kabar, jika Stasiun Gambir akan digantikan oleh Stasiun Manggarai untuk dijadikan sebagai stasiun sentral di Jakarta. Akan tetapi, dari pihak KAI membantah adanya kabar tersebut.

Kento Momota Tak Mau Jauh-jauh dari Bulutangkis Usai Pensiun

Terlepas dari adanya isu tersebut, rupanya Stasiun Gambir memiliki fakta serta sejarah yang menarik untuk kita ketahui. Penasaran? Berikut ini akan kami beritahu fakta stasiun gambir yang sayang untuk Anda lewati;

Stasiun Gambir Hanya Dialihfungsikan

Jokowi Teken UU Desa yang Baru, Kini Kepala Desa Dapat Uang Pensiun

Beredarnya isu terkait Stasiun Gambir yang akan dipensiunkan rupanya jadi momok di tengah-tengah masyarakat saat ini. Tidak sedikit, masyarakat dibuat gelisah dengan adanya berita tersebut.

Membantah adanya isu tersebut, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengatakan, jika Stasiun Gambir hingga saat ini masih melayani masyarakat yang ingin bepergian jauh.

"Masyarakat yang sudah membeli tiket dan akan naik Kereta Api Jarak Jauh tidak perlu khawatir, karena isu bahwa Stasiun Gambir telah pensiun tidak benar," ujar Martinus, selaku Vice President Public Relation PT KAI, yang berhasil dikonfirmasi VIVA pada, Selasa 7 Juni 2022 malam. 

Dirinya pun menambahkan jika, Stasiun Gambir menjadi salah satu moda transportasi yang sangat strategis untuk masuk dan keluar dari kota Jakarta. Dalam hal ini membuat Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati angkat suara, saat ini Stasiun Gambir masih beroperasi seperti biasa, tidak pensiun.

Hanya saja untuk ke depannya, Stasiun Gambir akan lebih diprioritaskan untuk pelayanan KRL (Kereta Rel Listrik) dan bukan diperuntukkan bagi pelayanan jarak jauh.

Usianya Lebih 1,5 Abad

Diketahui, Stasiun Gambir resmi dibangun pada tahun 1864 oleh perusahaan kereta api swasta. Dan kemudian diresmikan dan dioperasikan pertama kali pada tahun 1871 yang silam dengan hanya berbentuk sebuah stasiun kecil atau halte.

Bisa terhitung dari tahun tersebut hingga saat ini 2022 tepatnya, Stasiun Gambir telah melakukan pelayanan dan beroperasi kurang lebih 1,5 abad. Bukan begitu?

Asal Usul Nama Stasiun Gambir

Penamaan Stasiun Gambir ini diambil dari nama seorang Letnan Belanda yang juga merupakan keturunan Prancis, dia adalah Gambier. Mengutip dari situs KAI, awal mula pendirian Stasiun Gambir ini bermula dari adanya sebuah gagasan yang dicetuskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, J.J. Rochussen pada tahun 1846.

Saat itu, Rochussen mengusulkan pemerintah untuk membangun jalur kereta api dari Batavia (Jakarta), menuju Buitenzorg (Bogor). Setelah dilakukan peninjauan selama kurang lebih dua dekade, gagasan tersebut akhirnya direalisasikan juga.

Stasiun Gambir pada saat itu resmi di Bandung pada tahun 1864 oleh Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschapij (NISM), perusahaan kereta api swasta. Pada awal dibangun, Stasiun Gambir hanya berbentuk stasiun kecil atau halte yang diresmikan pada 15 September 1871, bersamaan dengan pembangunan Halte Koningsplein sebagai perhentian di Weltevreden.

Kemudian NISM membangun pemberhentian baru di Weltevreden pada 1884, yaitu Stasiun Weltevreden yang letaknya tidak jauh dari Halte Koningsplein. Hal itulah yang membuat stasiun tersebut lebih banyak berperan, terlebih dalam melayani perjalanan kereta jarak jauh seperti Surabaya dan Bandung.

Dimulai dari tahun 1913, Stasiun Weltevreden sempat mengalami beberapa kali renovasi bangunan. Pihak pemerintah pun kerap mengubah gaya bangunan, hingga melakukan revitalisasi untuk memperbesar dan memperpanjang atap stasiun.

Pada tahun 1937, Stasiun Weltevreden berganti nama menjadi Stasiun Batavia Koningsplein, yang saat ini dikenal sebagai Stasiun Gambir. Pada saat itu, stasiun ini disebut-sebut sebagai stasiun yang paling aktif di Hindia Belanda.

Hal tersebut berdasar karena hampir seluruh kereta jarak jauh utama dan semua kereta menuju Bogor singgah di stasiun Gambir. Selama berjalannya waktu, pemerintah terus melakukan inovasi terhadap Stasiun Gambir.

Hingga akhirnya, pada tanggal 6 Juni 1922, di masa kepresidenan Soeharto, Stasiun Gambir diresmikan untuk umum bersamaan dengan peresmian jalur baru.

Beberapa Kali Ganti Nama

Setelah mengetahui sejarah singkat asal usul penamaan Stasiun Gambir, ternyata perlu kita ketahui ada fakta menarik tentang pemberhentian kereta api tersebut. Rupanya Stasiun Gambir sudah mengalami beberapa kali pergantian nama.

Mulai dari Station Weltevreden, yang kemudian berganti nama menjadi Station Batavia Koningsplein selepas melakukan perbaikan pada 1930-an. Dan pada tahun 1950an, stasiun ini kembali berganti nama menjadi Stasiun Gambir dan bertahan hingga sekarang.

Punya Fasilitas Hotel Transit

Fakta selanjutnya, Stasiun Gambir ternyata memiliki fasilitas yang tak banyak masyarakat keta

hui. Yakni memiliki 3 tingkat dengan susunan tingkat pertama terdapat aula utama, loket, tempat makan, dan toko serta ada layanan perbankan.

Dan di lantai dua, terdapat sebuah ruang tunggu dan tempat makan cepat saji. Dan terakhir, di lantai paling atas terdapat jalur lintasan kereta api.

Berasal dari Tanah Rawa

Pada awalnya, Stasiun Gambir merupakan sebuah tanah rawa yang memiliki Anthony Paviljoen. Yang kemudian pada tahun 1697, tanah rawa itu dibeli oleh Cornelis Chastelein yang kemudian dibangun sebuah rumah dengan dilengkapi dua kincir sebagai penggiling tebu.

Pada tahun 1871, kemudian bangunan tersebut diubah menjadi sebuah halte Koningspelin atau halte lapangan raja. Halte itupun berubah nama lagi menjadi Stasiun Weltevreden dan dibuka kembali pada 4 Oktober 1984. Dari situlah awal mula cerita kawasan Gambir menjadi salah satu perlintasan kereta api.

Hingga saat itu pada tahun 1906, stasiun ini digunakan untuk pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya. Kemudian memasuki tahun 1937, stasiun ini diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein.

Hingga pada akhirnya 55 tahun kemudian, tepatnya tahun 1992, stasiun tersebut direnovasi besar-besaran menjadi stasiun layang dan berubah nama menjadi Stasiun Gambir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya