Dulu Tempat Kolonial Belanda, Ini 6 Fakta Gedung Pakuan Bandung

- pixabay/edsar
VIVA – Ruang Kenegaraan Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jawa Barat merupakan tempat Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulung Ridwan Kamil disemayamkan. Gedung Pakuan merupakan rumah dinas Gubernur Jabar yang berlokasi di Jalan Cicendo No 1, Kota Bandung. Melansir dari berbagai sumber, berikut sederet fakta tentang Gedung Pakuan.
1. Dibangun pada era kolonial
Gedung Pakuan dibangun pada masa Gubernur Jenderal Ch. F. Pahud pada tahun 1867 sebagai akibat dari kebijakan pemindahan Ibukota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Namun, rencana pembangunan Gedung tersebut baru terlaksana pada masa Residen Van der Moore tahun 1984.
Percepatan pemindahan ibu kota dan pembangunan gedung baru Residen Priangan tak lepas dari bencana alam meletusnya Gunung Gede yang menghancurkan Cianjur.
Bupati Bandung R. Wiranatakusumah IV (1846 – 1874) membantu pembangunan gedung tersebut dengan mengerahkan penduduk Balubur Hilir dan Kebon Kawung (Babakan Bogor).
Mereka membantu personel militer Belanda yang juga dikerahkan untuk membangun gedung Pakuan. Atas jasa tersebut, pemerintah waktu itu membebaskan pajak bagi penduduk pribumi yang turut dalam pembangunan.
2. Arsitektur
Menurut catatan sejarah, bangunan bergaya arsitektur Indische Empire Stijl ini dibangun pada 1864 dan selesai 1867. Konon, gaya arsitektur tersebut sangat dikagumi pada zaman Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Mengutip dari Album Bandoeng Tempo Doeloe, fokus utama bangunan memanjang ini adalah kolom Yunani bergaya Greek Revival di muka bangunan.