Mahfud soal Penganiayaan Santri di Gontor: Biar, Ada Proses Hukumnya

Menkopolhukam Mahfud MD selaku Ketua Kompolnas dipang DPR Soal Kasus Brigadir J
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD angkat bicara tentang kasus kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan seorang santri, berinisial AM, di Pondok Pesantren Modern Darussalam di Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. 

Kalah di Pilpres 2024, Ini Kegiatan yang Bakal Dilakukan Mahfud Selanjutnya

Pimpinan pesantren Gontor, kata Mahfud, sudah menyatakan siap mematuhi proses hukum atas kasus yang terjadi di lingkungan lembaga pendidikan tersebut. "Enggak apa-apa, kan ada hukumnya, ya, kan Gontor sudah bicara, tunduk pada proses hukum," ujarnya di sela acara di Hotel Pullman, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, 7 September 2022.

Dia meyakini proses hukum yang transparan akan memberikan kepastian hukum bagi korban maupun keluarganya dan pelaku. "Biar saja, ada proses hukumnya," katanya.

Mahfud Ngaku Tak Ada Tawaran Masuk ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ilustrasi korban penganiayaan.

Photo :
  • U-Report

Kabar tewasnya AM viral di media sosial setelah ibunya, sembari menangis, mengadu ke pengacara Hotman Paris. Dia menyampaikan anaknya diduga meninggal karena dianiaya.

Kisah Inspiratif dari Anak Santri, Ciptakan Produk Pangan untuk Solusi Kesehatan

Soimah, sang ibu, menjelaskan pada 22 Agustus, anaknya AM meninggal dunia. Namun begitu, dia baru mendapatkan kabar tiga jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB. Soimah menduga putranya tewas karena dianiaya. Dia menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.

"Meninggalnya karena dianiaya; saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi, saya mohon Bapak bantu kami," kata dia.

ilustrasi jenazah dalam ambulans.

Photo :

Soimah juga menyebut, ada kejanggalan pada jenazah anaknya, yakni saat dimakamkan ada darah yang keluar dari kain kafannya sehingga kafan harus diganti sebanyak dua kali.

Pimpinan Pesantren Gontor kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Mereka berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya