Ferdy Sambo Nyuruh Hajar tapi Kasih Pistol, Aktivis: Logika yang Dipelintir!

Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo jalani sidang perdana.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional - Aktivis sosial, Irma Hutabarat menanggapi perintah Ferdy Sambo ke Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E sebelum aksi penembakan terhadap Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terjadi. 

Kata Pimpinan KPK soal Jaksa Bakal Hadirkan Pengacara Febri Diansyah di Sidang SYL

Sebelumnya, tim penasihat hukum Ferdy Sambo, Febri Diansyah mengatakan kliennya berikan perintah 'hajar, Chad!' ke Bharada E dengan maksud untuk menghajar Brigadir J. Namun, Bharada E justru menanggapi perintah itu dengan melakukan penembakan.

Irma menilai pernyataan Febri Diansyah soal perintah Sambo 'hajar, Chad!' sebagai sebuah logika yang dipelintir. 

Kabar Terkini Anak Ferdy Sambo Trisha Eungelica, Sibuk Koas dan Rawat Adik Bungsunya

"Yang dikatakan Febri, dia (Ferdy Sambo) tidak menyuruh membunuh, tapi menghajar. Itu adalah logika yang dipelintir," ujar Irma dalam Catatan Demokrasi tvOne yang dikutip VIVA pada Selasa, 18 Oktober 2022.

Ferdy Sambo jalani sidang perdana

Photo :
  • VIVA / Yeni Lestari
Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang

Irma mengatakan, saat Sambo mengatakan 'hajar, Chad!' dan menyerahkan senjata Glock 17 ke Bharada E itu konteksnya bukan lagi sebagai perintah menghajar. Namun, melainkan membunuh. Sebab, di dalam senjata itu terdapat peluru yang dapat merampas nyawa Brigadir J.

"Kalau dikasih pistol kosong, tidak akan mati si Yosua (Brigadir J). Makanya kita harus memaknai arti kata itu secara relevan. Jadi, yang dikatakan Febri ini, tidak menyuruh membunuh tapi hajar merupakan logika yang dipelintir," katanya.

Dia menangkap omongan Febri itu agar Sambo dapat keringanan hukuman lantaran tak ada maksud ingin bunuh.

"Dipelintir maksudnya apa? Dia ingin meringankan hukuman (Ferdy Sambo). Tidak ada maksud ingin bunuh, tapi dia (Sambo) mengajak orang untuk membunuh. Ketika dia bilang hajar, sebelumnya dia minta ke RR (Ricky Rizal) untuk membunuh, tapi RR bilang no, karena tidak punya mental yang kuat," ujar Irma.

Pun, setelah dapat penolakan dari Ricky Rizal, Sambo kemudian memerintahkan Bharada E. Menurut Irma, Bharada E tak bisa menolak lantaran dia merupakan pegawai baru yang bekerja sebagai anak buah Sambo selama enam bulan.

Sidang Bharada Richard Eliezer

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebelumnya, kuasa hukum Ferdy Sambo, Febri Diansyah menyampaikan kliennya telah memberikan klarifikasi mengenai penembakan Brigadir Yosua di Duren Tiga.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Erian Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022, Febri mengatakan sebenarnya Sambo hanya menyuruh Bharada E untuk menghajar Brigadir J.

"FS melakukan klarifikasi tentang kejadiannya, dan memang ada perintah FS pada saat itu, yang dari berkas yang kami dapatkan itu perintahnya 'hajar chad'. Namun, yang terjadi adalah penembakan pada saat itu," kata Febry. 

Ferdy panik karena tindakan Bharada E yang dianggap salah mengartikan perkataannya. Kemudian, dia memerintahkan ADC untuk memanggil ambulans.

Setelah itu, Ferdy menjemput Putri Candrawathi di dalam kamar dengan mendekap wajahnya untuk tidak melihat peristiwa tersebut. Dia memerintahkan Bripka Ricky Rizal (RR) mengantar istrinya kembali ke rumah saguling. Selain itu, Febry juga mengatakan bahwa setelah proses penembakan tersebut Ferdy Sambo panik dan mengambil senjata J yang berada di pinggang.

"Jadi, peristiwanya waktu itu mengambil senjata yang ada di pinggang. Dan, kemudian FS menembak ke arah dinding di rumah duren tiga seolah-olah ada tembak-menembak," ujarnya.

Aksi tersebut dilakukan Sambo juga guna menyelamatkan Bharada E yang telah melakukan penembakan sebelumnya. "Tujuannya saat itu seolah-olah memang terjadi tembak menembak," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya