Marak Gagal Ginjal Akut Anak, Pemerintah Didesak Audit Pengawasan Obat

Ilustrasi sirup obat batuk anak.
Sumber :
  • iStockphoto.

VIVA Nasional – Kasus gagal ginjal pada anak belakangan ini marak terjadi, tetapi sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti apa penyebabnya. Banyak pihak yang menduga gagal ginjal pada anak itu disebabkan oleh sejumlah obat sirup.

Terkait hal itu, Pemerintah RI melarang penjualan beberapa jenis obat sirup yang mengandung EG (ethylene glycol-EG), DEG (diethylene glycol-DEG) dan EGBE (ethylene glycol butyl ether) melebihi ambang batas. Namun, apa yang diputuskan Pemerintah itu dinilai belum cukup, pemerintah dinilai perlu melakukan audit menyeluruh terhadap kegiatan pengawasan obat.

Obat batuk

Photo :
  • http://groovygreenlivin.com

Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), organisasi masyarakat yang aktif menyoroti kebijakan publik, menyatakan bahwa langkah pro-aktif pemerintah dalam melarang konsumsi zat yang diduga menjadi penyebab merebaknya gangguan ginjal misterius itu harus ditambah dengan audit kegiatan pengawasan obat

"Publik perlu mendapatkan informasi yang lengkap, mengapa ’kebocoran’ kebijakan semacam itu bisa terjadi. Bukankah sebelum memberikan ijin peredaran obat, instansi yang diberikan kewenangan musti memeriksa secara rinci kandungan materi yang terdapat di dalam obat?,” kata Sekjen SKI, Raharja Waluya Jati, kepada awak media Jumat 21 Oktober 2022 

Menurut Jati, larangan konsumsi terhadap obat-obatan tertentu merupakan respon terhadap permasalahan terkait pada sisi hilir. Hal tersebut dinilai hanya akan efektif apabila permasalahan pada sisi hulu yang berkenaan dengan produksi dan peredaran obat, juga dibenahi dengan serius.

"Audit yang menyeluruh terhadap mekanisme perizinan dan pengawasan terhadap produksi dan peredaran obat harus dilakukan sesegera mungkin. Kita perlu memperkuat akuntabilitas dan tanggungjawab institusi publik agar negara tidak lengah dalam membentengi warganya dari berbagai risiko kesehatan," ujar Jati.

Larangan penggunaan obat sirup

Photo :
  • VIVA/ David Rorimpandey
Utang Pemerintah Maret 2024 Turun Jadi Rp 8.262 Triliun, Begini Rinciannya

Selain menekankan pentingnya audit pengawasan obat, SKI juga menyerukan kepada warga untuk merevitalisasi apotek hidup atau kebun TOGA (tanaman obat keluarga) sebagai sumber obat-obatan alternatif atas berbagai penyakit. 

Dengan membangun akses kepada obat-obatan herbal dan tradisional secara mandiri, agar warga tidak selalu bergantung pada produk industri obat-obatan yang sebagian justru ditengarai mengandung zat kimia berbahaya.

Mardiono: Pemerintah Fokus Rumuskan Kebijakan yang Berpihak ke UMKM

Keberhasilan pengembangan apotik hidup dan TOGA hingga ke level rumah tangga, kata Jati, memperkokoh ketahanan masyarakat dalam bidang kesehatan. Karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langah untuk mengarusutamakan pengobatan herbal dan tradisional, melalui gerakan penanaman dan pengolahan tanaman obat di seluruh pelosok negeri.

"Kita perlu menghimpun khazanah kekayaan obat-obatan herbal dan tradisional yang terserak di masyarakat. Pengembangan sistem pengetahuan asali di bidang pengobatan ini harus melibatkan Fakultas Kedokteran atau Fakultas Kesehatan Masyarakat di Perguruan Tinggi," ujarnya.

Moeldoko Sebut Anak Muda Harus Paham Tata Kelola Negara
Ilustrasi obat.

Catat, Dokter Sarankan Jemaah Haji Bawa Obat-obatan Ini ke Tanah Suci

Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) memberikan daftar obat yang penting untuk dibawa Jemaah haji selama di tanah suci.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024