Menkes Ungkap Arahan Jokowi Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sumber :
  • tvOne.

VIVA Nasional – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan sejumlah arahan mengenai maraknya kasus kematian akibat gagal ginjal pada anak. Salah satu yang menjadi arahan Presiden Jokowi yaitu memastikan agar masyarakat Indonesia dapat terlindungi dari sejumlah obat-obatan berbahaya yang memicu gagal ginjal akut.

Pakar: Penambahan Kementerian yang Direncanakan Prabowo Harus Ubah Regulasi

"Hari Minggu kemarin bapak presiden khusus menelepon Kami untuk memastikan bahwa masyarakat itu dilindungi dari obat-obatan yang ada, jadi prioritas dari bapak Presiden adalah memastikan bahwa seluruh masyarakat bisa terlindungi dari obat-obatan ini," kata Budi, di Istana Kepresidenan Bogor, Senin 24 Oktober 2022

Gagal ginjal.

Photo :
  • U-Report
Istana Pastikan Pansel Calon Pimpinan KPK Segera Diumumkan

Sebagaimana diketahui, penyebab gangguan ginjal akut adalah cemaran tiga senyawa kimia yakni etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butyl ether (EGBE). Ketiga cemaran bahan kimia berbahaya itu ditemukan dari obat-obat yang dikonsumsi pasien gangguan ginjal akut sebelum dirawat di rumah sakit.

Menkes menyebutkan bahwa adanya kenaikan kasus gangguan ginjal ini memang telah terjadi sejak bulan Agustus. Kemudian Kemenkes melakukan sejumlah analisa mencari penyebab kenaikan kasus tersebut namun belum bisa menemukan penyebabnya secara pasti.

Jokowi Tegaskan Tak Ada Pengajuan Percepatan Pilkada 2024

Sampai ada bulan Oktober, Kemenkes menerima surat peringatan dari WHO mengenai adanya peningkatan kasus gangguan ginjal yang serupa di Gambia yang disebabkan oleh zat kimia yang ada dalam obat-obatan. Kemudian Kemenkes melakukan analisa toksikologi untuk mengetahui kandungan zat kimia dalam tubuh anak yang terkena gangguan ginjal akut ini dan hasilnya ditemukan zat kimia yang berbahaya tersebut.

"Kalau pertama kita analisa patologi begitu ada announcement dari WHO langsung kita Minggu berikutnya lakukan analisa toksikologi karena mengarah lebih ke zat kimia dan dikonfirm dan kita tes ke 10 anak 7 ternyata darahnya atau urinenya mengandung zat kimia ini," kata Budi

"Jadi positif memang 70% orang yang kena itu disebabkan oleh adanya zat kimia ini di tubuhnya. Kita melakukan konfirmasi kedua, kita lakukan biopsi yang meninggal apakah ada ciri-ciri kerusakan ginjal yang disebabkan zat kimia ini, Kita cek 100% memang terjadi kerusakan ginjal sesuai ciri-ciri yang disebabkan oleh obat kimia ini," kata Budi

Ilustrasi obat sirup/obat batuk.

Photo :
  • Pexels/Cottonbro

Dari serangkaian tes itu, memperkuat dugaan Kemenkes bahwa penyebabnya gangguan ginjal akut ini adalah karena zat kimia yang terkandung dalam bebrapa jenis obat-obatan.

Untuk lebih meyakinkan lagi, Kemenkes melakukan pengujian untuk ketiga kalinya. Dimana petugas Kemenkes mendatangi rumah penderita gangguan ginjal akut dan di seluruh rumah pasien diambil sampel obat-obatannya.

Kemenkes kemudian sekali lagi mengecek ada atau tidak obat-obatan senyawa kimia yang berbahaya ini. "Kita menggunakan lab Puslabfor Polri, memang yang dilakukan sifatnya kualitatif, ada atau tidak kandungan zatnya, bukan kuantitatif kadarnya berapa, tetapi secara kualitatif. Ditemukan sebagian besar dari obat-obatan yang ada di rumah Pasien itu mengandung senyawa kimia yang berbahaya," ujar Menkes.

Oleh karena itu, saat ini Presiden Jokowi memerintahkan agar masyarakat Indonesia dapat terlindungi dari obat-obatan yang mengandung zat kimia berbahaya ini. Sehingga kasus gagal ginjal akut dapat ditekan semaksimal mungkin.

Fasilitas pabrik Chandra Asri.

Chandra Asri Group dan Glencore Akuisisi Aset Shell Energy and Chemicals Park Singapore

PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Glencore Plc menandatangani perjanjian akuisisi jual-beli dengan Shell Singapore Pte. Ltd (SSPL).

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024