Kecewa dengan Impor Beras Jelang Panen, Petani Cilacap Ngadu ke Firli Bahuri

Ketua KPK Firli Bahuri
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri diminta untuk menelisik dugaan mafia di balik kebijakan impor beras. Permintaan itu disampaikan puluhan petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Mandiri Pangan Kabupaten Cilacap, Kecamatan Majenang, Jawa Tengah.

Ratusan Hektare Sawah di Bombana Sultra Gagal Panen akibat Banjir, Pemkab Minta Bantuan Pusat

Ketua paguyuban Muhammad Ilyas menyampaikan, kebijakan impor menyakiti petani karena dilakukan menjelang panen raya. Kondisi itu membuat harga jual beras petani jadi anjlok turun.

Ketua KPK segera usut ini, apa ada mafia di sana? Terus terang kami sangat kecewa, karena sejak dulu kalau sudah impor jelang panen pasti yang rugi petani, beras jadi murah,” kata Ilyas, dalam keterangannya, Jumat, 13 Januari 2023.

Polemik Hulu Migas di Area Persawahan Perlu Diselesaikan, Petani Harus Dapat Ganti Untung

Dia menyampaikan, masa panen raya diperkirakan Februari sampai Maret 2023. Menurutnya, dalam kurun waktu itu, impor beras sebanyak 500 ribu ton mengalir ke pasar. Dengan jumlah sebesar itu jelas berimbas terhadap penurunan harga. 

“Kalau alasannya mau nahan harga di pasar (inflasi), kenapa harus mengorbankan petani? Wong pemerintah saja biasa beli murah kok ke petani. Apalagi dirusak dengan impor begini," tutur Ilyas.

Petani di Semarang Dukung Sudaryono Jadi Gubernur Jateng, Alasannya Selaras Program Pemerintah Pusat
 

Pun, dia juga merasa heran dengan narasi pemerintah. Narasi yang dimaksud terkait pernyataan pemerintah bahwa hasil produksi dalam negeri tak mencukupi kebutuhan beras domestik. 

Dia bingung dengan pernyataan pemerintah. Ilyas mengatakan dari pengamatannya, pada 2022 rata-rata petani tak mengalami penurunan hasil panen. Tapi, produksi malah cenderung meningkat dibanding tahun sebelumnya.  “Tiga tahun tidak ada impor, sekarang tiba-tiba impor padahal hasil panen bagus ya kan aneh,” ujar Ilyas. 

Dia curiga ada pihak yang diduga sengaja memainkan tingkat penyerapan beras petani. Hal itu yang berpengaruh terhadap cadangan beras pemerintah (CBP) jadi tidak memadai. 

“Mohonlah jangan permainkan petan. Sedih Pak, apa-apa pangan impor padahal dalam negeri melimpah. Ujung-ujungnya korupsi,” tutur Ilyas. 

Aksi petani tolak impor beras.

Photo :
  • Istimewa

Ilyas menyampaikan, saat ini petani makin melek dengan isu korupsi di sektor pangan. Ia bilang demikian karena sudah banyak kasus dugaan korupsi yang terungkap di balik kebijakan impor pangan dan kebutuhan pokok seperti impor bawang putih, gula, daging, garam, ikan, minyak goreng, dan lainnya. 

“Pak Firli anak petani. Banyak anggota KPK juga anak petani. Mohon diperhatikan keluhan dan nasib kami,” sebut Ilyas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya