Bentrok Pekerja di Pabrik Smelter di Morowali Utara, 2 Orang Tewas

Situasi di lokasi tambang Morowali Utara yang terjadi bentrok antar pekerja.
Sumber :
  • Istimewa/VIVA.co.id/ Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)

VIVA Nasional – Bentrok antar pekerja tambang terjadi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng). Akibatnya, dua orang dilaporkan tewas dan sebanyak 9 orang lainnya mengalami luka-luka.

Halal Bi Halal Serikat Pekerja Pelindo, Serukan Semangat Konsolidasi

Menurut informasi, bentrokan maut itu terjadi pada Sabtu, 14 Januari 2023 malam hingga Minggu, 15 Januari 2023 dinihari. Bentrok terjadi diduga antara pekerja dari Indonesia dengan tenaga kerja asing (TKA) asal China di PT GNI Morowali Utara.

Dalam video amatir yang beredar, terlihat sekelompok pekerja asal China menyeret pipa besi mengejar pekerja lokal dan menghancurkan sejumlah kendaraan.

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang

Kapolres Morowali Utara AKBP Imam Wijayanto menuturkan, pihaknya telah membubarkan aksi bentrokan itu dan mengamankan 70 orang pekerja tambang yang diduga terlibat dalam bentrokan tersebut.

Kerusuhan di PT GNI

Photo :
  • Tangkapan Layar: Instagram
Panduan Singkat Terlindungi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian BPJS Ketenagakerjaan

"Ada sekitar 70 orang diamankan di Mapolres Morut. Mereka dari pekerja WNA dan WNI. Kedua kubu yang saling bentrok," kata Imam saat dimintai konfirmasi, Minggu, 15 Januari 2023.

Dia menyebutkan bahwa total korban dalam insiden tersebut sebanyak 11 orang. Dua di antaranya tewas dan 9 lainnya luka-luka. "Kalau korban total ada 11 orang. Dua orang meninggal. Mereka yang meninggal 1 WNA dan 1 WNI. Kemudian 9 lainnya itu luka-luka," ujarnya.

Imam menjelaskan, bentrokan itu dipicu karena adanya aksi mogok kerja yang dilakukan sejumlah karyawan. Aksi mogok kerja itu mereka lakukan lantaran tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.

"Jadi sebelumnya mereka ada tuntutan tapi menurut karyawan setempat kalau tuntutan itu belum diindahkan akhirnya mereka melakukan aksi mogok kerja," ujar Imam.

Ilustrasi kerusuhan

Photo :
  • Istimewa

Saat mereka melakukan aksi mogok kerja, kata Imam, pihak sekuriti perusahaan mencoba menahan karyawan lain yang mencoba memasuki pos 4 pabrik smelter milik PT GNI. Di sana, sekitar 500 pekerja berdesakan memaksa masuk untuk mengajak karyawan lain melakukan aksi mogok kerja.

Namun pihak sekuriti perusahaan terus mencoba menghalangi hingga membuat ratusan pekerja itu melempari dan merusak kantor security. Kemudian, para pekerja itu menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah.

Personel kepolisian bersama TNI yang mencoba melerai dan menenangkan para pekerja tak bisa membendung. Para aparat yang mencoba negosiasi tak diterima sehingga terjadi adu mulut yang berujung pada pelemparan ke arah petugas.

"Jadi mereka sudah tidak mau terima jika tuntutan kerja mereka tak dipenuhi. Mereka mengajak semua mogok kerja rekan-rekan yang lain," katanya

Imam menyebutkan, karyawan yang melakukan aksi mogok kerja mengajak semua karyawan lain untuk tidak bekerja. Bahkan jika ada yang masih tetap bekerja mereka akan diserang.

"Jadi ada beberapa karyawan yang tidak mau mogok mereka tetap bekerja hingga akhirnya baku adu mulut dengan kelompok yang mogok kerja. Disitu mereka saling lempar hingga membuat kerusakan," ujarnya.

Pada saat yang bersamaan, kata Imam, terjadi aksi saling kejar dan lempar yang mengakibatkan ada korban meninggal dunia dari pihak pekerja. "Dalam aksi itu memakan korban jiwa hingga meninggal dunia, korban dari TKI dan TKA meninggal dunia," katanya.

Imam mengatakan, bentrokan tersebut akhirnya bisa dikendalikan setelah petugas kepolisian melerai dua kelompok pekerja yang terlibat bentrok. Petugas juga mengimbau untuk membubarkan diri. "Sudah kondusif dan anggota masih tetap berjaga di lokasi untuk mengantisipasi bentrokan susulan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya