Mau Buat Tata Kelola Pertanian Terbaik, Ini Cara Ganjar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Guna menguntungkan petani selaku produsen dan masyarakat umum selaku konsumen, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus berupaya menciptakan tata kelola pertanian terbaik. Dirinya berkomitmen terus menciptakan tata kelola pertanian yang baik untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat yang Biayanya Rp 1,4 Triliun

Salah satu cara yang dilakukan yaitu memanfaatkan program Kartu Tani yang telah digagas sejak tahun 2015. Walau inti program itu ditujukan memberi pupuk bersubsidi kepada petani membutuhkan, namun kartu tani punya manfaat ganda. Kata dia, hal terpenting yang bisa diambil dari kartu tani tak lain adalah data.

“Kartu Tani itu mendata petani. Siapa, di mana, berapa, tanam apa, kapan, itu mesti kita ketahui. Kalau itu masuk maka sebenarnya ini bagian dari perintah Presiden satu data Indonesia berkaitan dengan petani,” ucap dia kepada wartawan, Kamis 6 April 2023.

Momen Mahfud MD, Ketua MA hingga Ketua THN Amin Baca Puisi di Halal Bihalal IKA UII

Dia menjelaskan, data itu sejatinya bisa diolah dan jadi bahan ilmiah untuk meningkatkan produktivitas petani, memenuhi kebutuhan petani, juga memproyeksikan kebutuhan pangan masyarakat. Lewat data itu, Ganjar menyebut bisa mengontrol distribusi dan penerimaan subsidi pupuk ke petani. Sehingga, bila pupuk subsidi kurang dari kuota, dirinya mengatakan pemerintah dan pihak terkait bisa mengambil tindakan dan produktivitas petani kembali tinggi.

Kerja Sama Agroteknologi dengan Kerajaan Negeri Pulau Pinang Malaysia, Dave Laksono Sambut Baik

“Kalau kemudian itu masih kurang, bagaimana cara kita memenuhinya. Bagaimana kemudian peran penyuluh. pada dinas terlibat semuanya, mereka yang pemangku kepentingan pertanian bisa membantu petani sehingga produktivitas kita tinggi,” ucapnya.

Mantan anggota DPR tersebut mengatakan, dengan data dari kartu tani, dirinya mengklaim bisa koordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk meningkatkan produktivitas pertanian agar daya beli meningkat dan kebutuhan beras masyarakat terpenuhi.

“Dan jangan ada lagi kita berkelahi pada soal kita perlu impor, tidak perlu impor, cukup tidak cukup, tapi mulai kita proyeksikan ya kalau beras umpama 5,7 sampai 5,9 ton per hektar, bikin dong dengan data ini kita tahu siapa orangnya, tempatnya ada di mana, kapasitas seperti apa. Bikin 8 ton mereka (petani),” ucapnya.

Ganjar menambahkan, pihaknya pun bisa melihat mengurangi orang ketiga atau middle man yang kerap buat harga komoditas pertanian tinggi di pasaran. Kata dia middle man bisa dikurangi berkat data kartu tani dan pemantauan harga komoditas pangan.

“Barangkali kita bisa melihat perilaku pembeli karena kalau mereka jual itu kan pembelinya waktu diteliti dulu ada 8 middle man, terus dikurangi sampai dengan bisa 6, ada berapa bisa 4 kali,” ujar Ganjar.

Maka dari itu, lanjut Ganjar, pentingnya data science yang dapat terkumpul melalui kartu tani. Terakhir dirinya berharap upaya tersebut tetap membuat Jateng jadi lumbung padi nasional. Selain padi, dirinya pun tengah mengkatrol produksi jagung serta kedelai sebagai bahan pangan alternatif.

 “Sehingga ke depan proyeksi ketahanan pangan, kedaulatan pangan bisa kita hitung. Sehingga data dulu, kemudian soal pupuk bisa dilakukan, proyeksi produksi bisa dilakukan, off takernya nanti siapa,” kata Ganjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya