Dua Pekerja Migran Asal Sulsel Disiksa di Arab Saudi Sampai Muntah Darah

Ilustrasi Buruh Migran .
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Dua pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami penyiksaan oleh majikannya di Arab Saudi. Parahnya, satu orang dilaporkan mengalami muntah darah akibat penyiksaan yang dialami.

ISPA Menjadi Ancaman Utama Bagi Jamaah Haji Indonesia

Kedua pekerja migran asal Sulsel itu bernama Arsi (34), warga warga Kampung Ceppaga, Desa Barugae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sementara satu lainnya diketahui bernama Andi Halimah (24), warga Jalan Anggrek, Kelurahan Pacongang, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.

Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Pinrang Andi Haeriah, menuturkan, pihaknya sementara mengurus kedua pekerja migran tersebut. Hanya saja, pihaknya masih menunggu surat resmi dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI).

Fanbase Swansea Kaget Popularitas Nathan Tjoe-A-On Melejit di Timnas Indonesia

"Benar, kami sudah dapatkan kabar bahwa ada 2 tenaga kerja asal Pinrang di Arab Saudi yang mengalami penyiksaan oleh majikan. Tapi kami belum dapat surat resmi dari BP2MI," ungkap Haeriah saat dimintai konfirmasi, Kamis 4 Mei 2023.

Dia menjelaskan, kedua pekerja migran itu masing-masing bernama  Andi Halimah (24) dan Arsi (34). Keduanya merupakan warga asal Pinrang. Satu dari mereka yakni Arsi sementara dalam proses pemulangan ke Indonesia sedangkan Andi Halimah masih berada di Arab Saudi.

Penting, 10 Tips Agar Jemaah Haji Tak Tersesat di Arab Saudi

"Jadi kami sudah dapat kabar yang atas nama Arsi sudah dikembalikan sedangkan Andi Halimah ini masih sementara diupayakan," bebernya.

Dia mengungkapkan, bahwa kondisi salah satu dari mereka mengalami kekerasan cukup parah. Satu orang yakni Andi Halimah saat ini mengalami muntah darah.

"Kami dapat video dan kabar kalau dia disiksa di sana sampai muntah darah. Jadi intinya kami di Disnakertrans sedang mencari solusi terkait kepulangan Andi Halimah," jelasnya.

Saat ini, Haeriah mengaku sementara berusaha mencari solusi untuk segera memulangkan pekerja migran itu. Pihaknya masih melakukan koordinasi dengan BP2MI. Sebab sejauh ini data lengkap yang bersangkutan belum didapatkan.

"Tetap kita usahakan mereka pulang. Dan kami koordinasi ke BP2MI Makassar soal proses pemulangannya. Kita harap pihak keluarga juga kalau bisa melapor ke kami," terangnya.

Informasi yang dihimpun, kedua pekerja ini migran ini ternyata berangkat secara ilegal. Keduanya berangkat tahun 2022 lalu dengan iming-iming gaji tinggi.

Kemudian mereka dipekerjakan di dua rumah majikan yang berlantai tiga. Di rumah majikannya itu, ia kerap diperlakukan tidak manusiawi. Sehari-hari mereka hanya diberi makan roti oleh majikannya. Bahkan kerjanya tidak dikurangi selama bulan suci ramadhan kemarin.

Selama bekerja, mereka hanya mendapatkan gaji di awal bekerja. Padahal saat mereka direkrut oleh warga Pinrang bernama Hj Hania atau Nia mereka diiming-imingi gaji tinggi senilai Rp 6 juta. Tapi, sewaktu gajian pertama itu cuma Rp 4 juta yang diperoleh.

Parahnya, salah satu dari mereka bernama Halima yang punya penyakit maag. Saat di Arab Saudi, ia berungkali muntah darah. Kekerasan fisik dan verbal pun kerap mereka rasakan dari majikannya.

Kendati begitu pihak keluarga kedua pekerja migran tersebut berharap pemerintah bisa membantu memulangkan keduanya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya