Raih Penghargaan Achmad Bakrie XIX Bidang Sains, Ini Profil Carina Joe Peneliti Vaksin AstraZeneca

Carina Joe
Sumber :
  • Oxford Institute

VIVA Nasional – Nama Carina Joe mulai tak asing terdengar setelah sosoknya naik karena tergabung dalam tim yang mengembangkan proses manufaktur skala besar GMP Oxford atau vaksin AstraZeneca saat pandemi COVID-19 merebak di seluruh dunia.

UI Terima 2.105 Calon Mahasiswa Baru Melalui Jalur SNBP 2024

Vaksin Oxford AstraZeneca adalah vaksin yang paling luas jangkauannya, dengan lokasi produksi di lebih selusin laboratorium di lima benua. Vaksin ini digunakan di lebih 170 negara, termasuk Indonesia.

Carina Joe, menurut ketua tim manufaktur, Dr Sandy Douglas adalah sosok yang menemukan formula "dua sendok makan sel", yang menjadi landasan produksi besar vaksin Oxford AstraZeneca, serta memungkinkan diproduksi dengan "harga semurah mungkin". 

Prabowo Ingin Segera Bangun Pabrik Ponsel di RI demi Jaga Kedaulatan Teknologi

Carina Joe dan peneliti Oxford lainnya

Photo :
  • tvOne News

Ia pun memiliki hak paten vaksin COVID-19 AstraZeneca (AZ) di bidang manufaktur skala besar. Berdasarkan keterangan Carina, vaksin AstraZeneca tersebut terdiri dari beberapa paten. Setidaknya lebih dari enam paten yang berasal dari berbagai bidang. Salah satunya dimiliki oleh Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford, Sarah Gilbert.

Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Meninggal Dunia

Carina juga mewakili tim Oxford AstraZeneca, menerima penghargaan Pride of Britain di London pada 2021 lalu.

Nah, karena kontribusinya dalam dunia sains tersebut, Carina Joe menjadi salah satu penerima Penghargaan Achmad Bakrie XIX dalam bidang Sains.

Berikut profil singkat Carina Joe

Wanita yang memiliki nama lengkap Carina Citra Dewi Joe lahir di Indonesia, pada 21 April 1989 dan kini berusia 34 tahun.  

Sejak duduk di bangku menengah atas tepatnya di SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta, Carina memang memiliki ketertarikan dengan bidang bioteknologi, khususnya tentang manipulasi genetika.

Carina Joe

Photo :
  • Oxford Institute

Karena pada saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi bidang tersebut, akhirnya Carina harus melanjutkan studinya ke luar negeri, tepatnya di Australia .

Setelah lulus S1, ia ditawari magang di sebuah perusahaan farmasi di Negeri Kangguru tersebut. Perusahaan inilah yang menawarinya untuk melanjutkan studi di Royal Melbourne Institute of Technology Australia hingga ia meraih gelar PhD untuk mendukung karirnya di bidang penelitian. 

Sebelum bergabung dengan Tim Manufaktur di laboratorium Jenner Insitute Universitas Oxford pada Agustus 2019, Carina Joe menjadi peneliti sejak 2012-2019 di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Melbourne Australia (CSIRO) selama 7 tahun. 

"Setelah PhD saya, saya melanjutkan magang selama 7 tahun. Karena saya memiliki latar belakang industri, saat melamar ke Oxford postdoc, mereka senang dengan latar belakang industri saya,” katanya dikutip dari unggahan Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, melalui Instagram resmi @desrapercaya. 

Karena prestasinya, ia pun direkrut tim pengembang vaksin AstraZaneca dan ditempatkan sebagai lead scientist dalam grupnya dan bantu mengembangkan vaksin hingga tahap uji klinis dan kebutuhan komersialisasi. 

Congratulation Carina Joe!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya