Permudah Guru di Daerah Pelosok Bisa Kuliah, Kemenag Buka Universitas Islam Siber

Direktur Pendidikan Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) membuat terobosan dengan membuka Universitas Islam Siber (Cyber Islamic University) untuk membantu para guru di berbagai daerah yang selama ini kesulitan mengakses perkuliahan. Melalui program ini, guru madrasah di mana pun berada tetap dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena perkuliahan sepenuhnya dilakukan berbasis digital.

Viral Pria Ponorogo Mirip Shin Tae-yong, Videonya Direpost Marselino Ferdinan

Universitas Islam Siber saat ini telah dibangun di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon, Jawa Barat. Kampus siber itu dibangun, salah satunya, berdasarkan hasil benchmark kepada Universitas Hankuk, Seoul, Korea Selatan, yang menjadi salah satu kampus bergengsi dalam perkuliahan sibernya.

“Kampus ini menyediakan perkuliahan berbasis digital yang bisa diakses civitas academicanya di mana saja mereka berada. Bahkan, seluruh pelayanan di kampus ini diprogram khusus, sejak pendaftaran hingga tuntas lulus dilakukan secara digital,” kata Direktur Pendidikan Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Ahmad Zainul Hamdi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 16 November 2023.

Dua Produser Film Pick Me Trips In Bali Asal Korea Selatan Dideportasi Imigrasi Ngurah Rai

Ilustrasi karya seni digital.

Photo :
  • Pixabay

Inung, panggilan akrab Ahmad Zainul Hamdi, mengungkapkan, ribuan guru madrasah di pelosok-pelosok daerah sangat membutuhkan afirmasi pendidikan lanjutan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya.

Kubur Rekor Korsel ke Olimpiade, STY Minta Maaf: Mimpi Saya Bawa Indonesia ke Piala Dunia

Di antara mereka ada yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar. Mereka kesulitan berkuliah lantaran terkendala jarak geografis, akses hingga biaya. Padahal, mereka umumnya telah mengabdi di madrasah atau pesantren selama bertahun-tahun.

Untuk para pekerja migran

Selain menjangkau guru-guru di pelosok negeri, pada masa mendatang pendirian Universitas Islam Siber juga bertujuan memberikan akses kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkeinginan untuk berkuliah dalam bidang agama.

"Banyak sekali ingin kuliah. Kalau misalkan ingin kuliah di perguruan tinggi keagamaan Islam, kan harus kita siapkan. Nah, ini kita siapkan. Melalui perkuliahan jarak jauh, kampus ini bisa memberikan kuliah bagi ribuan mahasiswa dari berbagai wilayah namun kualitas tetap terkontrol," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, itu.

Pekerja migran jalani sertifikasi kompetensi

Photo :
  • Istimewa

Ada sembilan studio di sana dengan perangkat teknologi yang sangat mendukung pembelajaran jarak jauh. Untuk memastikan program ini berjalan baik, beberapa profesor dari Universitas Hankuk juga sudah melihat langsung di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Inung menegaskan bahwa kampus yang akan bernama Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) ini telah berjalan sejak dua tahun silam dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ditargetkan pada pertengahan 2024 seluruh layanannya serba digital.

Transformasi digital

Pendirian kampus siber merupakan salah satu program prioritas Kemenag, Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Thobib Al-Asyhar. Kampus ini memang didesain secara khusus untuk program pelayanan, pengelolaan, dan perkuliahan yang keseluruhannya dilakukan jarak jauh berbasis digital.

Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

"Kemenag ingin menunjukkan kepada masyarkaat bahwa di lingkungan PTKI itu ada proses pendidikannya murni dilaksanakan secara digital. Transformasi digital benar-benar terwujud dan memberi kemanfaatan kepada masyarakat," katanya.

Thobib menjelaskan, pada 2021, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara resmi meluncurkan program studi siber Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Seluruh mahasiswa pada program studi tersebut berkuliah secara daring.

Pemilihan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai proyek percontohan didasari perkembangan pesat di kampus ini. Dalam dua belas tahun terakhir setelah perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ke IAIN, kampus itu juga sudah memiliki 27 program studi dan lebih dari 17.000 mahasiswa. Program studi PAI kampus itu juga mendapatkan akreditasi unggul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya