Keluarga Tegaskan Lettu Agam Tak Pernah Lakukan Kekerasan Fisik ke Istrinya

Istri Dokter TNI yang Dijebloskan ke Penjara Usai Viralkan Selingkuh
Sumber :
  • Tangkapan Layar: Instagram

Jakarta – Keluarga dari dokter TNI Lettu Agam atau MHA angkat bicara mengenai permasalahan rumah tangga antara Lettu Agam dan Anandira. Berdasarkan keterangan dari salah satu sumber di lingkungan keluarga dokter Agam, diketahui bahwa sejak awal keluarga Agam memang tidak ingin menanggapi persoalan itu. Sebab keluarga melihat ada dua persoalan berbeda yang ramai di media. 

Video Anak Kecil Mengendarai Sepeda Motor, Ada Risiko Hukumnya

Pertama keluarga Agam tidak terlibat dengan penahanan Anandira yang terjerat ITE. Dira terjerat ITE karena memunculkan nama BA, perempuan teman Agam melalui salah satu media sosial. Kedua masalah yang terkait dugaan selingkuh yang kini sudah ditangani instansi tempat Agam bekerja.

“Memang dari awal pihak keluarga (Agam) memang tidak ingin bersuara,” ujar sumber dari keluarga dokter Agam.

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

Istri Dokter TNI yang Dijebloskan ke Penjara Usai Viralkan Selingkuh

Photo :
  • Tangkapan Layar: Instagram

Menurutnya pihak keluarga dokter itu tidak ingin membuat runyam dengan menyerang balik. Kata dia, permasalahan ini sebenarnya permasalahan keluarga.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

“Permasalahan bukan mohon maaf bukan tindak pidana berat. Ini hanya permasalahan keluarga antara suami istri gitu loh. Sejak awal dari keluarga sudah menasehati kedua belah pihak supaya ini bisa diselesaikan dengan baiklah,” urainya.

Ia menambahkan, pertama kalau mau dirunut dari cerita awal Sebenarnya pernikahan Agam dengan Anandira ini tidak direstui. Sehingga proses menikahnya saja sudah banyak pertentangan, jadi seolah-olah nikah ini seperti dipaksakan. 

“Nah begitu sudah menikah, keluarga (Agam) sudah menerima, ya sudah kalau udah nikah nih udah sah nikah ya udah, mudah-mudahan bisa ke depannya lebih baik gitu. Istilahnya bisa sama-sama membina keluarga gitu,” papar dia.

Permasalahnya kemudian, Anandira ini tidak ikut suami. Sejak awal tidak ikut Agam, padahal menurut keluarga, istri seorang tentara harus siap ditempatkan di mana saja. 

Padahal, menurut dia, kebetulan Dira ini ibu rumah tangga meskipun statusnya dokter. Namun bukan dokter yang praktik atau bekerja di sebuah instansi. Padahal ia tegaskan, jadi seharusnya kewajiban istri mengikuti suami.

“Ketika Agam operasi, istrinya (Dira) juga tidak mendampingi. Sakit dan harus dioperasi pun itu tidak didampingi oleh istri. Muncul ramai di media, bukan dari pihak keluarga (Agam) tapi dari pihak sana juga yang memviralkan segala macam,” jelasnya.

Persoalan itu lanjutnya, dibawa ke ranah publik melalui media sosial oleh Dira. Padahal secara instansi juga sudah diproses. 

“Padahal saya tahu persis di TNI itu tidak tinggal diam kok. Sudah berjalan prosesnya, keluarga (Agam) juga tahu dan mengawal kasus ini juga gitu loh. Berharap sebenarnya ini masalah bisa diselesaikan dengan baik," katanya

"Bukan dengan memviralkan gitu loh. Ini kan berita yang beredar, bisa lihat sendiri seolah-olah istri TNI memviralkan suaminya selingkuh ditahan padahal kan bukan itu kasusnya,” kata Sumber tersebut.

Lalu soal KDRT yang muncul di persidangan, kata sumber dekat keluarga Agam ini, yang bersangkutan tidak pernah melakukan KDRT atau kekerasan secara fisik. Melainkan KDRT psikis karena memang tidak bertemu istrinya sebab berdinas di Atambua.

Ilustrasi KDRT

Photo :
  • Pixabay/ ToNic-Pics

Menurut Keluarga, banyak pihak juga telah menghubungi Dira untuk konfirmasi via media sosial, namun belum mendapat jawaban, dan di dalam bionya ia mengucapkan mohon maaf jika ada DM yang belum mendapat respons.

Di sisi lain, keluarga dari Agam yang enggan disebut namanya ini menegaskan tidak mau berkomentar soal hal-hal yang viral di media terkait Dira dan Agam. Pihaknya juga tidak akan menggelar jumpa pers untuk menyoal isu tersebut. 

Pihak keluarga agam menghormati proses hukum. “Kami tidak mau intervensi karena menghormati proses  hukum dan tidak mau diperlebar mengingat masih ada anak-anak yang harus dijaga perasaannya,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya