- VIVAnews
VIVAnews - Ini cerita tentang para pengungsi Gunung Sinabung. Dua hari menyingkir dari kampung, ribuan pengungsi sudah dihinggapi rupa-rupa penyakit. Dari stres, diare hingga jantung yang berdebar cepat. Semenjak pagi hari ini, sudah sekitar 200 pengungsi yang antri di Posko Kesehatan Pengungsi. "Sudah 200 pengungsi yang mengeluh sakit," kata salah seorang petugas kesehatan ditemui di lokasi pengungsian.
Sebagian besar pengungsi mengeluh mengalami sakit kepala, diare, jantung berdebar, sulit tidur, dan gangguan pernafasan akibat asap tebal.
Meski begitu, kata sang petugas, sakit para pengungsi itu belum ada yang parah dan mengkhawatirkan. Sejauh ini, gangguan kesehatan pun masih dapat diatasi dengan obat-obatan yang tersedia.
Sementara Kepala Kantor Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Kabupaten Karo, Suang Karo-Karo, mengatakan pengungsi ini datang dari berbagai desa. "Mereka tercatat berasal dari tiga kecamatan," kata Suang.
Para pengungsi itu datang dari Naman Teran (tujuh desa), Kecamatan Payung (tiga desa), dan Kecamatan Tiga Derket (tiga desa).
Mereka ditampung di berbagai titik yang sudah disediakan pemerintah yakni di Kota Brastagi (tiga titik) dan Kota Kaban Jahe (lima titik). "Ada juga yang ke Medan atau ke rumah sanak famili," katanya.
Hingga saat ini aktivitas Gunung Sinabung pagi ini kembali aktif. Warga mengaku sejak pagi telah mendengarkan sejumlah letusan dan merasakan getaran gempa.
Gunung juga terlihat mengeluarkan percikan api dan asap kelabu membumbung hingga ketinggian sekitar 2.000 meter. Warga diminta untuk tetap menggunakan masker karena terciumnya bau belerang yang menyengat.
Melalui PMI, hari ini sekitar 10.000 masker dibagikan ke warga. Tujuannya agar penduduk terhindar dari debu dan racun belerang seiring dengan keluarnya semburan lahar baru Gunung Sinabung.
Laporan: PRB | Sumatera Utara
Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali
Saat ini, paspor semua pemeran dan kru, dengan total sekitar 30 orang, disita. Mereka juga saat ini tinggal di sebuah hotel sementara itu kasus ini sedang diselidiki.
