PDIP: Kekerasan Beruntun, Evaluasi Polri

Kendaraan dibakar di depan Gereja Pantekosta Temanggung
Sumber :
  • Antara/ Anis Efizudin

VIVAnews - Fraksi PDI Perjuangan mendesak pemerintah segera mengevaluasi kinerja Polri pasca-kekerasan beruntun yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung.

"Presiden harus mengevaluasi kinerja kepolisian, karena selama ini polisi beramah-tamah dengan kelompok garis keras," kata politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 8 Februari 2011.

Akibat sikap polisi yang memberi angin kepada kelompok radikal tersebut, kata Eva, maka hasilnya adalah kekerasan beruntun seperti yang sekarang ini terjadi. "Kepolisian dan Pemerintah Daerah tidak punya kebijakan penegakan hukum yang ketat dalam menghadapi aksi kekerasan di tengah masyarakat," kritik Eva.

Oleh karena itu, lanjut Eva, Presiden harus memasukkan satu indikator baru dalam mengevaluasi kepolisian dan jajaran menteri-menteri kabinetnya, yakni "kemampuan untuk merespon konflik yang terjadi di masyarakat." Eva menekankan, evaluasi tidak boleh hanya dilakukan berdasarkan platform dan pencapaian target saja.

Ia juga mempertanyakan efektivitas peran intelijen kepolisian yang hanya mampu mengendus masalah, tanpa bisa menindaklanjuti dan mencegahnya. "Saya bahkan mendapat info, polisi sudah mengendus insiden Temanggung seminggu sebelumnya," tukas Eva.

Karenanya ia tak habis pikir kenapa polisi bisa kecolongan total seperti itu. "Sangat kami sesalkan. Kalau sudah meledak begini, ongkosnya kan mahal," tandas Eva yang juga anggota Komisi III DPR. Dia pun meminta agar Polri mengambil pelajaran penting dari kasus ini agar tidak terulang di kemudian hari.

Eva mengemukakan kekecewaannya karena negara terlihat absen dalam berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi sejak tahun 2005. Selain insiden tewasnya jemaah Ahmadiyah di Pandeglang dan pembakaran gereja di Temanggung hari ini, Eva pun mengungkapkan penderitaan warga Ahmadiyah di seantero negeri.

"Di Lombok Timur, warga Ahmadiyah itu seperti stateless (tidak diakui sebagai warga negara). Rumah mereka tidak boleh ditempati dan harta benda mereka dijarah. Di mana peran negara?" ujarnya. Eva pun meminta pemerintah serius menangani kasus kekerasan berbau agama yang acapkali terjadi di tanah air.

Kisah Sukses di Usia Emas, Mom Selly dan Perjalanan Kariernya di Industri Pertambangan
Keluarga Parto

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Eko Patrio juga bersyukur penyakit batu ginjal yang diderita oleh Parto belum menjalar ke mana-mana atau membahayakan organ lainnya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024