WikiLeaks: Visa Syafrie Syamsoeddiin Ditolak

Halaman muka Sydney Morning Herald tentang Presiden SBY
Sumber :
  • Sydney Morning Herald

VIVAnews – AS pernah menolak visa salah satu penasehat terdekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Syafrie Syamsoeddin, karena diduga terlibat dalam kejahatan perang Timor Leste. 

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Itu adalah satu lagi bocoran kawat diplomatik AS di WikiLeaks yang dimuat oleh The Sydney Morning Herald.  Dikatakan, Washington merahasiakan alasan di balik ditolaknya visa mantan jenderal itu.  Yudhoyono pun kemudian menunjuk Syafrie sebagai wakil menteri pertahanan.

Pada September 2009, pemerintah AS menolak mengeluarkan visa untuk Syafrie yang hendak mendampingi Yudhoyono menghadiri KTT G20 di Pittsburgh, Pennsylvania.  Berdasarkan rekomendasi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Syafrie ditolak masuk AS karena dicurigai terlibat dalam ‘aktivitas teror’ dan ‘pembunuhan.’

Menurut kawat diplomatik Kedutaan AS yang dibocorkan ke WikiLeaks dan diperoleh Sydney Morning Herald secara eksklusif, Kedutaan AS di Jakarta mendesak pemerintah AS agar Syafrie tetap diperbolehkan memasuki negeri Paman Sam itu, agar persoalan tersebut tidak mengganggu hubungan bilateral antara Jakarta dan Washington.

“Sebagai penasihat utama Presiden Indonesia dan calon potensial anggota kabinet, kami mencatat bahwa kepergian Syafrie ke AS akan memperkuat hubungan AS-Indonesia.  Dia mengarahkan dan membimbing Presiden atas sejumlah isu yang penting bagi AS seperti hubungan militer antara AS-Indonesia, yang merupakan landasan bagi upaya kita untuk menjamin stabilitas regional,” demikian alasan yang dikemukakan pihak Kedutaan AS di Jakarta.

Syafrie dituduh memerintahkan pembantaian Santa Cruz yang disebutkan menewaskan lebih dari 250 demonstan pro-kemerdekaan Timor Leste pada 12 November 1991, ketika ia menjabat sebagai Komandan Pasukan Khusus (Kopassus) di Timor Leste.  Lebih jauh lagi, Syafrie juga dituduh bertanggung jawan atas kekerasan yang dilakukan oleh tentara Indonesia di Dili pasca referendum Timor Leste pada 30 Agustus 1999.

Syafrie menyampaikan pernyataan resmi ke Kedutaan AS di Jakarta yang berisi bantahan atas tuduhan tersebut.  Syafrie mengatakan, ia tidak ada di Santa Cruz ketika terjadi peristiwa pembantaian, karena sedang menyelamatkan jurnalis Australia dan Amerika dari prajurit-prajurit Indonesia yang marah akibat dituduh terlibat dalam aktivitas rahasia.

Syafrie juga menegaskan, dia telah dinyatakan tidak bersalah oleh Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) di Indonesia, terkait pelanggaran apapun yang terjadi di Dili pada September 1999.  Bantahan Syafrie tersebut kemudian diterima oleh Kedutaan AS.  Mereka mengatakan, bukti-bukti terperinci yang menghubungkan Syafrie dengan pelanggaran-pelanggaran hak azasi manusia tidak cukup untuk membuat AS menolak visanya.

Anang Hermansyah dan Ghea Indrawari

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Anang Hermansyah mulanya menanyakan berapa usia Ghea Indrawari. Suami Ashanty tersebut nampak keheranan karena sampai kini Ghea Indrawari belum punya pasangan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024