- Antara/ Prasetyo Utomo
VIVAnews - Australia memberikan hak untuk mengajukan banding kepada Adrian Kiki Ariawan, salah satu buronan kasus aliran dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang kabur ke negeri itu. Proses ekstradisi mantan direktur Bank Surya yang tersendat itu, akan diputuskan tiga bulan lagi.
"Judicial review itu sekarang sedang berjalan dan diharapkan akan putus selambat-lambatnya bulan Juni tahun ini," kata Wakil Jaksa Agung, Darmono, saat ditemui usai pertemuan Jaksa Agung se-Asia Pasifik dan Timur Tengah di Jakarta, Sabtu, 19 Maret 2011.
Menurut Darmono yang juga Koordinator Tim Pemburu Koruptor (TPK), tersangka tetap diberi hak untuk menyampaikan keberatan dalam proses banding itu. "Nanti akan dilihat keputusannya diterima atau ditolak," kata Darmono.
Bila banding Adrian ditolak, maka proses ekstradisi bisa berjalan. Begitu juga sebaliknya. Pemerintah Australia sendiri menyesalkan berlarut-larutnya putusan atas Adrian itu.
"Oleh karena itu, kemarin usai pertemuan dengan Mendagri Australia, dikatakan mereka akan melakukan review terhadap sistem hukum di sana," kata Darmono.
Pengkajian dimaksud ditujukan khusus kepada proses hukum menyangkut ekstradisi. "Mungkin akan dipersingkat sistem hukumnya, prosesnya akan disederhanakan," kata Darmono yang juga anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum.
Sedianya, sekitar Januari dan Februari lalu Adrian sudah bisa diekstradisi. Tapi, dia lalu mengajukan banding.
Pada 13 November 2002, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Adrian dengan hukuman penjara seumur hidup karena terbukti melakukan praktek korupsi dan merugikan negara Rp1,9 triliun. Adrian ditangkap Kepolisian Perth pada 28 November 2008, setelah enam tahun masuk daftar pencarian orang Interpol. (kd)
Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua
Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.
