Dikhawatirkan, Paket Bom Baru 'Mid Semester'

Buku Berisi Bom di Utan Kayu
Sumber :
  • tvOne

VIVAnews -- Ada pergeseran pola teror di Indonesia akhir-akhir ini. Jika sebelumnya sasarannya adalah kepentingan-kepentingan asing, khususnya Amerika Serikat. Kini mereka mengincar target acak dengan menggunakan paket-paket buku berisi bom berkekuatan rendah (low explosive).

Sejumlah alamat dikirimi paket buku yang ternyata berisi bom. Di antaranya, pendiri Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Gories Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno, dan pentolan grup musik Dewa 19, Ahmad Dhani.

Setelah itu, makin sering ditemukan paket-paket mencurigakan. Ada yang berisi bahan peledak, ada juga yang berisi barang-barang seperti boneka, ember, sendok, atau palu. Tapi yang jelas, masyarakat berhasil dibuat panik.

Siapa sebenarnya sasaran para teroris? Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail mengatakan, pola menyebar paket bom ini bisa berarti terorisme telah turun kasta.

"Berbeda yang dahulu ada persinggungan dunia internasional, ini tertuju ke musuh dekat. Turun kasta baik kemampuan maupun tujuan," kata Noor dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Sabtu 19 Maret 2011 malam.

Noor menduga pelaku teror paket bom adalah jebolan konflik tanah air di masa lalu seperti Poso maupun Ambon. "Ada evolusi, perpindahan orang-orang bikin bom dimulai konflik Ambon, Poso. Lalu mengajari orang lokal membuat bom," kata dia.

Menurutnya, orang-orang yang diajari buat bom itu ratusan jumlahnya. Pasca konflik mereka hidup menyebar dan membaur dengan masyarakat. "Ini semacam jihad sporadis yang leaderless (tanpa pemimpin)," katanya.

Dia menduga orang-orang itu kesal dan bergerak sendiri karena tidak ada pemimpin yang menyatukan. "Yang kita khawatirkan itu, ini hanya mid semester, yang kita khawatirkan ada yang lebih besar," katanya.

Apalagi, "kelas-kelas bom besar itu tetap berjalan, kemarin kan ada yang bisa bikin bom belum tertangkap, yaitu Upik Lawanga dari Poso," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Inspektur Jenderal Pol. Ansyaad Mbai mengatakan, meski targetnya beragam, ada benang merah dari profil empat individu yang dijadikan target.

"Pikiran dan ucapan mereka dipersepsikan pelaku sebagai penghalang dari apa yang menjadi tujuan pelaku. Ideologi pelaku ingin mendirikan khilafah (negara Islam). Orang berpikiran seperti inilah yang kami hadapi," kata dia, Sabtu, 19 Maret 2011.

Keempat penerima paket bom dianggap sebagai musuh dan antek Yahudi. "Itu yang dikatakan oleh pelaku, bahwa mereka adalah kafir harbi (kafir yang wajib diperangi)," ujar Ansyaad.

Mengenai modus pengiriman bom-buku, Ketua Desk Koordinasi Pemberantasan Teroris ini mengatakan, "Itu pesan seperti 'kami akan melawan Anda'."

Namun, Ansyaad mengaku belum dapat memastikan pelaku teror bom-buku berasal dari jaringan ekstremis mana. Menurut dia, belum tentu mereka berasal dari kelompok yang sudah dikenal aparat.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions
Anang Hermansyah dan Ghea Indrawari

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Anang Hermansyah mulanya menanyakan berapa usia Ghea Indrawari. Suami Ashanty tersebut nampak keheranan karena sampai kini Ghea Indrawari belum punya pasangan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024