Hayono Isman: Jatuhkan SBY, Gampang Kok

Diskusi Sahid : Hayono Isman
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Tidak diperlukan kekerasan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karena akan merugikan masyarakat.

"Kalau jatuhkan SBY, gampang saja kok. Melalui pemilu, jangan kekerasan," ujar Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, usai mengikuti diskusi 'Mengkritisi RUU Intelijen' di Jakarta, Sabtu 26 Maret 2011

Sesuai yang diberitakan televisi Al-Jazeera bahwa ada dukungan sejumlah purnawirawan jenderal terhadap kelompok garis keras Islam. Dalam aksi kekerasan seperti penyerangan anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Bahkan, dukungan itu juga dimaksudkan untuk menggulingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari tampuk kekuasaannya.

"Jenderal-jenderal ini menggunakan grup Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap Presiden SBY terlalu lemah dan terlalu reformis," demikian dilaporkan koresponden Al-Jazeera, Step Vassen dalam rekaman yang ditayangkan Selasa 22 Maret 2011 malam.

Selain itu, Al-Jazeera juga mewawancari sejumlah tokoh, antara lain Ketua Umum Gerakan Reformasi Islam (Garis) H. Chep Hernawan, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Al Khtaththath, dan mantan Kepala Staf TNI Aangkatan Darat Jenderal TNI (purn) Tyasno Sudarto.

Bahkan, dalam laporan Al-Jazeera itu, Tyasno secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap kelompok Islam garis keras untuk menggulingkan SBY.

"Kami bekerja sama. Angle-nya atau jalan masuknya berbeda. Mereka berjuang atas nama Islam, kami mggunakan politik. Tapi kami punya tujuan sama, yaitu perubahan. Kami ingin menyelamatkan negara ini, bukan meruntuhkannya. Revolusi harus berjalan damai, bukan dengan pertumpahan darah," kata Tyasno dalam wawancara dengan Al-Jazeera.

Sementara itu, pengamat intelijen, Suripto, saat ditemui usai diskusi di Jakarta mengatakan gerakan-gerakan itu tidak mungkin dipublikasikan di media jika benar ditujukan untuk menggulingkan SBY. "Tidak ada kudeta yang diiklankan. Itu prinsipnya," kata Suripto.

Menurut dia, jika gerakan kudeta itu disebarkan melalui media massa, berarti ada misi dari pihak tertentu untuk memperingatkan kelompok-kelompok yang dinilai mengancam. "Oleh karena itu, menurut saya, nggak perlu digubris," kata dia.

Lantas, siapakah yang punya misi untuk 'membungkam' kelompok-kelompok garis keras itu? "Yang punya misi merasa ada yang mengganggu, (yang mengganggu) kelompok yang mengganggu eksistensi dari stabilitas politik ini," kata Suripto.

Apakah yang punya misi itu pemerintah? "Ya pokoknya yang merasa terganggu stabilitasnya," tutup Suripto. (umi)

Ini Dia Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Bisa Angkut 235 Orang Sekaligus
Mobil Jeep Rubicon yang digunakan tersangka Mario Dandy menganiaya anak pengurus GP Ansor, David

Jeep Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Lebih Murah Usai Tak Laku, Berapa Harga Bekasnya?

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) akan melakukan ulang lelang mobil Jeep Rubicon Wrangler milik Mario Dandy Satriyo dengan harga murah karena tidak laku.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024