- www.rnw.nl
VIVAnews - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie meminta Pemerintah segera mengupayakan pembebasan anak buah kapal (ABK) Sinar Kudus yang disandera perompak di Somalia. Tapi upaya itu, kata dia, harus tetap mempertimbangkan keselamatan para sandera.
"Jelas (penyanderaan) itu kriminal. Artinya apapun alternatif yang akan diambil sangat penting untuk mengutamakan keselamatan ABK," kata Marzuki di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 13 April 2011.
Mengenai penilaian publik yang menyebut pemerintah lamban, Marzuki punya pandangan lain. Menurutnya, pemerintah tidak mungkin mengabaikan 20 ABK yang kini tengah disandera itu. "Jika publik menilai lamban, ini pasti berkaitan dengan kebijakan. Tidak seluruh kebijakan diungkap ke publik," kata dia.
Marzuki pun menilai Pemerintah RI sudah merespon secara proporsional masalah ini sehingga publik harus memahami.
ABK Kapal Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia jadi korban sandera perompak Somalia sejak 16 Maret lalu. Setelah melakukan perundingan antara pihak ABK dan para perompak, akhirnya disepakati tebusan diturunkan menjadi US$3 juta (Rp27 miliar). Sebelumnya pihak perompak meminta tebusan hingga US$3,5 juta (Rp30 miliar).
Para sandera dikabarkan sudah kehabisan makanan dan obat-obatan, keadaan mereka kini kian kritis. Rezky Judiana, putri Slamet Juari, salah seorang awak kapal yang ditawan, mengungkapkan kondisi ayahnya dan sejumlah tawanan lainnya kian mengkhawatirkan. Berdasarkan komunikasinya dengan sang ayah, para perompak membatasi makan dan minum mereka. (umi)