- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kepada masyarakat, mahasiswa, pelajar yang ada di Yogyakarta untuk selalu waspada terhadap perekrutan yang dilakukan oleh Negara Islam Indonesia (NII).
"Masyarakat Yogyakarta harus waspada terhadap gerakan-gerakan perekrutan anggota baru NII karena sangat berbahaya," kata Sultan HB X, Jumat, 22 April 2011
Sultan tak menampik, Yogyakarta sebagai kota pendidikan merupakan sasaran bagi NII karena target organisasi ini adalah generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa. Setelah mereka bergabung, maka pelajar dan mahasiswa tersebut akan diajak berbuat hal yang tidak baik dengan dalih agama.
Oleh karena itu, Sultan minta agar masyarakat bisa melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri beserta keluarga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
''Jadi sasaran itu bisa saja, tapi kita kan tidak bisa kontrol ke setiap rumah tangga kecuali dari keluarga itu sendiri yang mengontrol anggota keluarganya,'' tandasnya. "Tantangan ini juga bagi orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap anaknya,"
Sultan sendiri juga mengaku belum tahu secara pasti, apakah perekrutan anggota NII serius atau sekedar untuk mencari keuntungan materi. Pasalnya, tidak sedikit korban yang diminta untuk membayar senilai Rp20-Rp30 juta.
"Kalau mau merekrut anggota, kenapa malah justru disuruh bayar. Apakah itu hanya semacam kamuflase penipuan atau tidak kan belum jelas," tandas Sultan. ''Kami hanya minta kepada seluruh warga untuk berhati-hati dan selalu waspada,'' katanya.
Kasus dugaan cuci otak NII heboh di Malang, Jawa Timur. Belasan mahasiswa menjadi korbannya.
Polres Malang telah menurunkan tim khusus untuk investigasi dan mengumpulkan data menelusuri benang merahnya. "Kami sudah turunkan dua tim. Dan, besok kami kumpulkan anggota jajaran Polsek dan Polres di Malang untuk menyingkap tabir masalah ini," kata Kapolresta Malang AKBP Agus Salim dihubungi VIVAnews.com Rabu, 20 April 2011.
Laporan: Juna Sanbawa| DIY