Membelot dari NII, Ancamannya Dibunuh

Bendera NII ( Negara Islam Indonesia )
Sumber :

VIVAnews - Laila Febriani alias Lian ditemukan dalam kondisi hilang ingatan di Masjid At-Taawun, Puncak, Bogor. Tanpa identitas diri. Ia diduga jadi korban cuci otak oknum Negara Islam Indonesia (NII).

Namun, polisi kesulitan mengungkap kasus Lian. Sebab, secara psikologis ia masih belum stabil. Sikap serupa juga ditunjukkan para mahasiswa Malang, Jawa Timur yang dikabarkan dicuci otak NII. Meski pulang ke rumah, mereka menjadi tertutup dan tak mau banyak bicara.

Pengamat terorisme sekaligus mantan anggota NII, Al Chaidar, memahami perasaan Lian dan para mahasiswa yang belajar di Malang itu. Sebab, setelah direkrut, "Mereka dikarantina, dicuci otak, dan diancam jika memberitahu orang lain. Seperti Lian, ia nggak berani bicara," kata Al Chaidar saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 26 April 2011 malam.

Ditambahkan Al Chaidar, setiap orang yang keluar dari NII pasti menerima ancaman. Begitu juga saat dia memutuskan keluar pada 1996. "Ancamannya akan dibunuh, dikejar ke mana pun. Namun, ancaman itu belum pernah kejadian," tambah dia.

Al Chaidar mengaku pernah bergabung dengan NII Azaytun KW9 dari 1991 hingga 1996. Ia sempat menduduki jabatan bupati NII. Ia mengaku, informasi yang beredar soal keburukan NII selama ini sebagian besar benar. Namun, ia menekankan, NII yang dimaksud adalah yang palsu alias gadungan.

Untuk menghindari jerat NII gadungan, Al Chaidar punya tips. "Harus dihidupkan iklim diskusi yang bebas, spontan, agar orang tak mudah sekali diindoktrinasi, dicekoki pemikiran tertentu," kata dia.

Dia menjelaskan, selama ini yang memonopoli pemikiran soal jihad, politik Islam, hanya gerakan radikal. Alangkah baiknya jika ruang untuk berdialog soal itu dibuka. "Ada liberalisasi, kemudian berikan wacana multikulturalisme, bahwa ada kelompok-kelompok lain yang berbeda cara berpikir, juga beragama lain," tuturnya. (art)

Garuda Indonesia Sanksi Tegas Pegawainya yang Jadi Petugas 'Nebeng' Haji ke Tanah Suci
Ilustrasi pabrik rokok.

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan Negara

Laporan penerimaan Kepabeanan dan Cukai Maret 2024 menunjukkan penurunan sebesar 4,5 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 69 triliun.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024