- tvOne
VIVAnews - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Wiranto menilai intelijen Indonesia lemah untuk mengantisipasi teror-teror yang melanda. Kalau intel lemah, kata Wiranto, korban pun tak terhindarkan.
"Misi intel kita tidak tepat. Seharusnya kan outward looking dan inward looking dalam konteks ancaman terhadap eksistensi negara, bukan terhadap kekuasaan," jelas Wiranto, Jumat 29 April 2011. "Kalau intelijen kita lemah, akan memakan korban terus."
Wiranto menilai semua negara menghadapi ancaman dengan kualitas hampir mirip. Untuk tahu dan menangani ancaman sedini mungkin, Wiranto menegaskan perlu ada seni tersendiri. "Seni yang membutuhkan putusan yang tegas dan berani."
Untuk itu, tambahnya, negara harus bisa memperkuat intelijennya agar bisa memahami ancaman dan menetralisir secara dini. "Kalau negara tidak punya perangkat dini antisipasi ancaman itu, kita akan selalu jadi pemadam kebakaran," kata dia.
Terakhir, teror bom buku melanda sejumlah wilayah dan salah satunya meledak di kantor Jaringan Islam Liberal (JIL), Utan Kayu, Jakarta. Kepolisian juga menemukan rangkaian bom di jalur pipa gas di dekat Gereja Christ Katedral, Serpong. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menaikkan status keamanan Indonesia, Siaga I.(umi)