Surono: Kecil Kemungkinan Jakarta Gempa 8,7SR

Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Sumber :
  • Antara

VIVAnews -- Tanpa peringatan, gempa bisa mengguncang kapanpun. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, memang sulit memprediksi kapan gempa terjadi.

Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali

"Secara ilmiah tidak bisa, parameternya terlalu banyak, rumit," kata Surono saat melaporkan LHKPN ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Kamis 19 Mei 2011.

Karena tak bisa diprediksi itu, maka bisa dipastikan bahwa berita yang menyebar lewat jejaring sosial dan pesan pendek adalah rumor belaka. Beberapa hari lalu memang santer rumor berkembang bahwa Jakarta akan diamuk lindu 8,7 SR. Rumor ini tentu saja bikin cemas.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Surono, yang akrab disapa Mbah Rono itu, menegaskan bahwa kecil kemungkinan Jakarta dilanda gempa dengan skala besar seperti itu. "Kalau sebesar itu kemungkinannya tektonik, bukan vulkanik. Nah dua patahan yang di dekat Jakarta itu, patahan Cimandiri di Sukabumi dan patahan di selat Sunda, sesungguhnya cuma sobekan saja," katanya.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, melansir bahwa ada potensi gempa di sekitar Jakarta, yang goyangannya bisa terasa hingga ibukota. Entah merunut kepada statement itu atau tidak, kabar soal lindu 8,7 SR tadi berseliweran. Padahal Andi Arief bicara soal potensi di sekitar Jakarta.

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun

Sejumlah para ahli gempa menuturkan bahwa di sekitar Jakarta memang terdapat 10 episentrum gempa. Sejumlah titik itu kini sedang diteliti.  Bagaimana siklusnya dan apakah berpotensi atau tidak sedang diteliti.

Apa yang dikatakan Andi Arief sesungguhnya mengacu pada sejarah gempa yang pernah terjadi di Jakarta. Kawasan ini pernah dilanda gempa tahun 1699, 1752, 1722, dan 1757. Pusat gempa memang berada di luar Jakarta. 

Catatan sejarah sesungguhnya cukup banyak memberi panduan, bagaimana gempa yang meski sentrumnya jauh di luar sana, tetap saja memberi daya rusak yang cukup besar.

Andi Arief memberi contoh gempa 8,1 SR yang merundung Meksiko tahun 1985. Ibukota negeri itu terkena dampak besar, beberapa gedung rusak, meski pusat gempa sejauh 379 kilometer di luar kota. Infrastuktur kota, dari gedung hingga jalan, memang rentan terhadap guncangan. Makin padat infrastuktur, resiko yang menimpa tentu saja makin besar.

Contoh dari Meksiko itu sejatinya perlu dikaji para ahli kita. Sebab, bandingkan jarak itu dengan jarak Jakarta dan Selat Sunda yang tak sampai 200 kilometer.

Apalagi, ada kesamaan antara Kota Meksiko dengan Jakarta. “Struktur tanahnya sama, labil," kata Andi. Terutama Jakarta Utara yang merupakan tanah bekas reklamasi. “Gampang-gampangan saja. Kalau 5,1 SR goyang, masa 8 koma tidak goyang,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya