- ANTARA/Fanny Octavianus
VIVAnews - Nama Siami kini menjadi perhatian publik setelah keberaniannya mengungkapkan adanya sontekan dalam pelaksanaan ujian nasional. Dia mengetahui adanya sontekan setelah anaknya, Alif, dipaksa memberikan sontekan di SDN Gadel 2, Surabaya.
"Memang betul ada pensontekan di SDN Gadel. Kan sumber sontekan itu asalnya dari anak saya. Tapi sebenarnya anak saya keberatan dan tidak sesuai dengan hati nuraninya untuk memberikan sontekan atas saran gurunya," kata Siami dalam telekonferensi di Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis, 16 Juni 2011.
Siami mengaku, anaknya akhirnya memberikan sontekan kepada semua temannya. "Tapi tidak 100 persen persis dengan punya anak saya, 40-50 persen tidak sesuai dengan jawaban anak saya," ujarnya.
Akibat tindakan itu, Siami mengaku kecewa dengan pihak sekolah karena mengajarkan hal yang tidak baik kepada anak seusia Alif. Sebagai orang tua, lanjut Siami, dia telah mendidik anaknya dengan maksimal. Namun, di sekolah justru diajarkan tidak baik.
"Sebagai orang tua berusaha maksimal untuk mendidik anak-anak menjadi anak yang pintar, pandai, jujur, dan benar. Tapi kenapa di saat anak saya umur segini diajarkan kecurangan dan ketidakjujuran, akan menjadi apa anak saya ke depannya. Itu yang membuat saya sangat kecewa," terangnya.
Sebelum kasus ini meledak, Siami mengakui ada dua wali murid yang mendukungnya. Namun, setelah kasus ini muncul dan diekspos oleh media, mereka mundur. Namun, ia tetap menghargai keputusan kedua wali itu karena dukungan masih berlanjut dengan cara yang berbeda.
Siami menambahkan, selain banyak dukungan yang mengalir kepada dirinya, anaknya Alif, juga telah menerima permintaan maaf melalui Facebook dan Short Message Service (SMS). "Banyak yang minta maaf sih," ujar Alif dengan logat jawanya.
Alif sendiri punya cita-cita besar dalam hidupnya. "Cita-cita ingin jadi pemain sepak bola," tutur Alif.
Laporan : Winda Yanti