- VIVAnews / Muhamad Solihin
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Mohammad Amin al-Khayyat. Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan pertemuan keduanya membahas soal eksekusi hukuman mati yang dijatuhkan kepada Tenaga Kerja Indonesia, Ruyati binti Satubi.
"Presiden telah menggarisbawahi bahwa kita perlu menarik pelajaran dari apa yang terjadi terkait eksekusi Ruyati," kata Faiza, di Istana Negara, Selasa, 28 Juni 2011
Menurut dia, yang perlu dibahas adalah agar hukum pancung terhadap TKI tidak terulang lagi di kemudian hari. "Ada mekanisme supaya tidak terjadi hal serupa di masa akan datang. Utamanya, terkait yang bisa dilakukan dalam pengkomunikasian tata krama internasional," kata Faiza.
Dubes Arab Saudi, kata Faiza, berjanji menyampaikan hal-hal yang disampaikan SBY tersebut ke Raja Arab Saudi. "Juga memastikan hubungan bilateral akan lebih baik dalam berbagai aspek," kata dia.
Faiza menambahkan nota protes pemerintah Indonesia telah diterima Raja Arab Saudi. Tapi, belum ada respons dari Arab soal itu.
Meski demikian, dalam pertemuan tersebut tidak dibahas soal kontroversi permintaan maaf pemerintah Arab Saudi soal eksekusi mati Ruyati. "Tidak dalam level kepala negara permintaan maaf itu disampaikan," dia menjelaskan.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Faiza, juga tidak dibicarakan masalah penghentian sementara atau moratorium pengiriman TKI yang telah diputuskan pemerintah Indonesia. Yang dibahas adalah "mencari penyelesaian dan memberikan perlindungan WNI yang terancam mati."