- Antara
VIVAnews -- Aksi demonstrasi yang berujung bentrok di fasilitas pengeboran minyak Joint Operating Body Medco-Pertamina di Lapangan Tiaka, Luwuk, Sulawesi Tengah, makan korban jiwa. Dua demonstran -- salah satunya mahasiswa -- tewas tertembak peluru polisi, Senin 22 Agustus 2011. Enam orang luka.
Kepolisian saat ini masih menyelidiki insiden penembakan itu. Kapolri Jenderal Timur Pradopo menegaskan siapa yang terbukti bersalah dalam insiden tersebut akan ditindak sesuai pelanggaran yang dilakukan.
"Tentu semua akan diproses. Baik dari warga maupun dari anggota polisi," kata Jenderal Timur Pradopo usai memberikan pengarahan terhadap ratusan anggota TNI dan Polri di Balai Manunggal, Makassar, Rabu 24 Agustus 2011.
Timur menjelaskan, insiden yang terjadi di Morowali diawali penyanderaan terhadap masyarakat. Setelah warga berhasil lolos, giliran anggota polisi yang menjadi korban penyanderaan. "Kapolres Morowali itu dirampas senjatanya dan disandera hingga 6 jam," terang Timur Pradopo lagi.
Setelah mendapat perlakuan tersebut, maka kepolisian segera meminta bantuan. Saat bantuan datang, kata Kapolri Timur, terjadilah proses pembebasan antara lain dengan penembakan. Dijelaskan Timur Pradopo, penembakan dilakukan karena masyarakat melakukan perlawanan.
Sebelumnya, Kapolres Morowali, AKBP Suhirman mengatakan anggotanya terpaksa menembak dua warga karena dinilai membahayakan aparat.
Menurut dia, dua orang warga itu hendak menembak anggota polisi yang melakukan pengamanan. Mereka menodongkan senjata yang direbut dari polisi. "Kami sudah peringatkan sebelumnya, tapi mereka tidak mau meletakkan senjata dan malah akan menembak. Terpaksa kami lumpuhkan," kata Suhirman. (ren)
Laporan: Rahmat Zeena | Makassar