- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -- Jutaan orang berbondong-bondong meninggalkan Jakarta untuk merayakan lebaran di kampung halaman masing-masing. Tradisi ini populer dengan sebutan 'mudik'.
Tak hanya orang dewasa. Anak-anak dan balita pun termasuk dalam jutaan pemudik itu. Mereka 'terselip' di antara lautan pemudik dewasa. Seperti yang terlihat di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu 28 Agustus 2011. Ratusan balita ikut mudik bersama para orang tua mereka.
Pihak stasiun sendiri, tak menyediakan jalur atau fasilitas khusus untuk para balita ini. Mereka harus berdesakan, 'melawan' kuatnya badan para pemudik dewasa. Mereka ikut berdesakan demi berebut tempat duduk yang terbatas.
Panas, sesak, haus, dan lapar tentu mereka rasakan. Keringat bercucuran, wajah-wajah balita itu menyiratkan kelelahan. Bahkan, tangisan sering kali keluar dari mulut mungil pemudik-pemudik balita ini.
Dengan kejadian-kejadian seperti ini tentunya manajemen PT Kereta Api harus kembali menemukan formula efektif agar mudik tahun-tahun berikutnya para pemudik balita bisa merasakan mudik yang lebih aman dan nyaman.
Lihat foto-foto pemudik balita di sini.