Tim Rukyat NU Jatim Gagal Melihat Bulan

Senin, 29 Agustus 2011 - 20:15 WIB

Oleh :

Petugas melihat hilal di Pantai Loang Baloq, Mataram

Sumber :

Antara

VIVAnews - Tim "Rukyatul Hilal" (melihat bulan secara kasat mata) Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Surabaya gagal melihat bulan dari lokasi rukyat di Masjid Al-Mabrur, Nambangan Kenjeran, Surabaya, Jatim, Senin, 29 Agustus 2011.

"Kami dari Tim Rukyatul Hilal yang memantau di Nambangan, Kenjeran, gagal melihat bulan karena masih rendahnya posisi hilal," kata Ketua Tim Lajnah Falaqiyah PC NU Surabaya, H. Mas'ud Qusyairi.

Mas'ud juga mengatakan telah mendapat laporan dari tim rukyat di beberapa titik di Jatim lainnya. Tidak ada satu pun yang berhasil melihat bulan. "Laporan yang masuk, tidak ada yang berhasil melihat bulan, di antaranya di Pantai Gebang Bangkalan, Bukit Condro Gresik, Tanjung Kodok Lamongan dan Banyuwangi. Semuanya gagal," kata Mas'ud.

Dengan demikian, jika semua tim rukyat se-Indonesia tidak ada yang berhasil melihat bulan, maka puasa akan digenapkan menjadi 30 hari dan hari Idul Fitri 1432 Hijriah ditetapkan pada Rabu, 31 Agustus 2011. Hanya saja, Mas'ud mengatakan masih menunggu keputusan Sidang Isbath yang digelar Kementerian Agama di Jakarta.

Ulama yang juga Rais Syuriah NU Kecamatan Tambaksari tersebut juga mengatakan, kemungkinan besar PB NU mengeluarkan anjuran kepada kaum Nahdliyin di Indonesia bahwa Idul Fitri jatuh pada 31 Agustus 2011. "Itu artinya, kaum Nahdliyin malam hari ini masih akan melakukan salat Tarawih yang terakhir kali di bulan Ramadan ini. Besok malam baru malam takbiran," Mas'ud melanjutkan.

Terkait itu, pihaknya mengimbau masyarakat Muslim, khususnya di Jatim, agar tidak menjadikan perbedaan ini sebagai suatu persoalan. Ditambahkannya, di Indonesia sudah beberapa kali terjadi perbedaan dalam menentukan hari Idul Fitri. "Silakan bagi siapa pun yang mempercayai Selasa, 30 Agustus 2011, sudah waktunya Lebaran untuk Salat Idul Fitri. Perbedaan itu biasa dan tidak sepatutnya menjadi sesuatu yang diperdebatkan," kata Mas'ud. (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya)