- Antara/ Izaac Mulyawan
VIVAnews - Bentrokan antar warga di Kota Ambon, Minggu 11 September 2011, menyisakan derita bagi masyarakatnya. Sekitar 2000 jiwa terpaksa menjadi pengungsi.
"Berdasarkan data yang masuk, pengungsi kota Ambon mencapai 2000 jiwa," ungkap Sekda Provinsi Maluku, Ros Far-Far, Selasa 13 September 2011.
Para pengungsi ini berasal dari daerah Mardika, Batu Gantung, Tanah Lapang Kecil (Talake) dan Waringin. Gelombang pengungsian juga terjadi di desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Mereka terpaksa menjadi pengungsi, karena rumah dan harta benda hangus dibakar saat bentrok terjadi.
Ratusan orang tua, perempuan dan anak-anak telah meninggalkan rumah mereka, karena khawatir akan terjadi penyerangan. Mereka mengungsi melalui jalur laut, menggunakan kapal Feri.
Warga trauma, karena pernah menjadi korban saat konflik 1999 lalu. Sehingga, mengungsi adalah jalan terbaik. Mereka memilh mengungsi ke desa Halong, Lateri dan Paso, Kecamatan Baguala.
Dinas Sosial Kota Ambon juga telah menyalurkan bantuan kepada para pengungsi berupa beras dan mie instan dibeberapa titik lokasi pengungsian.
Pengungsi asal desa Rumahtiga, M. Latuny, 61 tahun, mempunyai harapan. "Semoga masyarakat Kota Ambon dapat belajar dari pengalaman sebelumnya. Permusuhan hanya timbulkan penderitaan yang berkepanjangan," tuturnya.
M. Latuny terpaksa mengungsi di rumah salah satu kerabatnya di desa Lateri karena rumahnya juga menjadi sasaran. Dia juga khawatir akan keselamatannya. (Laporan: Dianthi | Ambon, umi)